REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Wales akan dipimpin oleh Robert Page pada Euro 2020 (Euro 2021) musim panas ini setelah pelatih Ryan Giggs didakwa melakukan tindak kekerasan kepada dua wanita. Seorang juru bicara Crown Prosecution Service (CPS) mengatakan mantan pemain sayap Manchester United itu akan hadir di Pengadilan Manchester dan Salford Magistrates pada Rabu 28 April 2021.
"Kami telah memberi wewenang kepada Polisi Greater Manchester untuk menuntut Ryan Giggs terlibat dalam perilaku yang mengendalikan atau memaksa dan penyerangan yang menyebabkan cedera tubuh," kata CPS dikutip dari Breaking News, Jumat (24/4).
"Tuduhan penyerangan dengan pemukulan terkait dengan wanita kedua juga telah disahkan. Tuan Giggs akan hadir di Pengadilan Manchester dan Salford Magistrates pada Rabu 28 April."
CPS membuat keputusan untuk menuntut Giggs setelah meninjau berkas bukti dari Kepolisian Greater Manchester. Proses pidana aktif dan tidak ada yang harus dipublikasikan yang dapat membahayakan hak terdakwa atas pengadilan yang adil.
Polisi Greater Manchester mengatakan Giggs didakwa melakukan penyerangan yang menyebabkan cedera tubuh terhadap seorang wanita berusia 30-an dan penyerangan biasa terhadap seorang wanita berusia 20-an.
Kedua tuduhan penyerangan tersebut terkait dengan insiden pada 1 November tahun lalu, yang diketahui terjadi di rumah Giggs di Worsley dekat Salford. Wanita yang lebih tua dirawat karena cedera di tempat kejadian. Giggs telah dibebaskan dengan jaminan sebelum tampil di pengadilan.
Asosiasi Sepak Bola Wales (FAW) segera mengonfirmasi bahwa Giggs tidak akan memimpin timnas Wales di Euro 2020 (Piala Eropa) UEFA. FAW telah mencatat keputusan CPS untuk melanjutkan tuntutan kepada Ryan Giggs.
"Sehubungan dengan keputusan ini, FAW dapat mengonfirmasi bahwa Robert Page akan berperan sebagai pelatih tim nasional putra untuk turnamen Euro 2020 musim panas ini dan akan dibantu oleh Albert Stuivenberg," tulis FAW dalam pernyataannya. "Rapat dewan FAW akan diadakan untuk membahas perkembangan ini dan dampaknya terhadap asosiasi dan tim nasional. FAW tidak akan membuat komentar lebih lanjut untuk saat ini."