REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Aleksander Ceferin mengancam klub yang masih berpegang teguh kepada Liga Super Eropa (ESL) dengan larangan tampil di Liga Champions. Setelah ditinggalkan oleh sebagian besar peserta, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus belum meninggalkan proyek tersebut.
"Para pejabat klub tersebut harus menanggung beberapa konsekuensi. Sangat jelas bahwa klub harus memutuskan apakah mereka Liga Super atau mereka adalah klub Eropa," kata Caferin kepada Associated Press, Sabtu (24/4). "Jika mereka mengatakan kami adalah Liga Super, maka mereka tidak bermain Liga Champions, tentu saja, dan jika mereka siap untuk melakukan itu, mereka bisa bermain di kompetisi mereka sendiri."
UEFA hanya membutuhkan waktu 48 jam untuk meruntuhkan proyek Liga Super Eropa yang diikuti oleh 12 klub. Tapi Presiden Real Madrid Florentino Perez, yang memimpin Liga Super, terus menentang Ceferin dengan berjanji untuk terus bekerja untuk menghidupkan kembali Liga Super.
Peluncuran Liga Super menjadi tidak dapat dilaksanakan ketika ditinggalkan oleh enam klub Inggris, Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United ,dan Tottenham, pada Selasa, diikuti oleh Atletico Madrid, AC Milan, dan Inter Milan yang mundur pada hari berikutnya.
UEFA sedang menilai sanksi bagi ofisial dari klub yang terlibat dalam pemberontakan yang mengancam akan merobek sepak bola Eropa dan Ceferin sedang bersiap untuk secara resmi mengungkap format baru untuk Liga Champions pada hari berikutnya.
"Kami masih menunggu keahlian hukum dan kemudian kami akan katakan, tetapi semua orang menghadapi konsekuensi atas keputusan mereka dan mereka tahu itu," kata Caferin. "Bagi saya, ini adalah situasi yang sangat berbeda antara klub yang mengakui kesalahan mereka dan berkata, 'Kami akan meninggalkan proyek ini'."