Ahad 25 Apr 2021 10:35 WIB

Mesir Akan Produksi 5 Juta Vaksin Covid-19 Dalam Dua Bulan

660 ribu orang Mesir telah divaksin dan lebih dari 1,5 juta orang telah mendaftar

Rep: mabruroh/ Red: Hiru Muhammad
 Seorang dokter memperlihatkan sekotak salah satu dari 40.000 dosis vaksin Sputnik V COVID-19 buatan Rusia setibanya di Jalur Gaza, di perbatasan penyeberangan Rafah dengan Mesir, di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, 11 Maret 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang dokter memperlihatkan sekotak salah satu dari 40.000 dosis vaksin Sputnik V COVID-19 buatan Rusia setibanya di Jalur Gaza, di perbatasan penyeberangan Rafah dengan Mesir, di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, 11 Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Menteri Kesehatan Mesir, Hala Zayed menyatakan pada Jumat (23/4) bahwa lima juta dosis pertama vaksin Sinovac akan diproduksi secara lokal dalam dua bulan. Menurut Zayed, ini merupakan produksi vaksin pertama yang dibuat di Mesir setelah meneken perjanjian dengan perusahaan biofarmasi Sinovac China.

"Para ahli China akan mengunjungi Mesir minggu depan untuk memulai proses produksi vaksin," kata Zayed dilansir dari Ahram Online, Ahad (25/4).

Zayed berharap, pengiriman vaksin Sinopharm China dapat dilakukan pada 27 April besok. Sehingga, negaranya bisa segera memproduksi vaksin dan mampu memproduksi 40 hingga 60 juta dosis vaksin di tahun ini.

Dalam pernyataan sebelumnya, Zayed mengatakan Mesir akan menerima 500 ribu dosis vaksin Sinopharm China pada akhir April sebagai bagian dari 20 juta dosis yang telah disepakati sebelumnya. Mesir juga akan mendapatkan 4,5 juta dosis AstraZeneca di bawah COVAX pada Mei mendatang.

Negara tersebut sejauh ini telah menerima lebih dari 1,5 juta dosis vaksin China dan India-Inggris. Untuk mencapai tujuan swasembada Mesir kemudian diekspor ke negara-negara Afrika, perjanjian lain ditandatangani pada hari Kamis antara perusahaan farmasi Minapharm dan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) untuk memproduksi lebih dari 40 juta dosis setiap tahun vaksin virus korona Sputnik V Rusia di Kairo.

Otoritas Obat Mesir (EDA) menyetujui vaksin Rusia untuk penggunaan darurat pada bulan Februari, sebulan setelah menyetujui vaksin Sinopharm dan AstraZeneca. Mesir, yang menyaksikan gelombang ketiga pandemi, telah mengalami peningkatan perlahan namun stabil dalam kasus yang terdeteksi sejak awal April. Negara tersebut sejauh ini telah melaporkan 220.658 infeksi, termasuk 166.024 pemulihan dan 12.959 kematian.

Pejabat negara telah mendesak warga untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap virus, terutama di bulan Ramadhan, karena pemerintah bertaruh pada kesadaran publik dan kampanye vaksinasi massal yang dimulai bulan lalu untuk mengekang penyebaran virus.

Menurut kementerian kesehatan, total 660 ribu orang Mesir telah divaksinasi dan lebih dari 1,5 juta orang telah mendaftar untuk vaksinasi sejak kementerian meluncurkan situs webnya http://www.egcovac.mohp.gov.eg/ pada Maret.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement