REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Perusahaan pembuat vaksin yang berbasis di Hyderabad, Bharat Biotech, India mengumumkan data kemanjuran sementara untuk uji coba fase 3 Covaxin. Covaxin adalah vaksin virus corona buatan India pertama.
Dalam hasil uji coba, Bharat Biotech dan ICMR mengatakan bahwa Covaxin menunjukkan kemanjuran klinis sementara keseluruhan sebesar 78 persen. Perusahaan itu mengatakan kemanjuran melawan penyakit Covid-19 yang parah adalah 100 persen.
Selain melawan COVID-19 dengan gejala parah, COVAXIN juga mencegah penerima mengalami penyakit yang membuat mereka harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Vaksin ini dikembangkan oleh Bharat Biotech bersama dengan Institut Virologi Nasional Dewan Riset Medis India (ICMR).
Dilansir Pharmaceutical Technology, COVAXIN menjadi vaksin yang bersifat dimurnikan dan dinonaktifkan. Studi tahap ketiga yang dilakukan menyertakan hingga 25.800 subjek berusia antara 18 hingga 98 tahun. Sebanyak 10 persen diantaranya berusia di atas 60 tahun.
Sebelumnya, Bharat Biotech pernah mencatat kasus COVID-19 yang dikonfirmasi terjadi pada penerima yang merupakan orang dewasa sehat, dalam waktu 14 hari setelah mendapatkan dosis kedua. Analisis sementara berikutnya didasarkan pada lebih dari 87 kasus bergejala.
Meski demikian, lonjakan kasus di India saat ini memberikan perkiraan titik kemanjuran vaksin sebesar 78 persen terhadap penyakit ringan, sedang dan berat. Selain itu, efektivitas vaksin hingga 70 persen untuk pasien tanpa gejala telah diamati, mengindikasikan berkurangnya potensi penularan bagi individu yang menerima COVAXIN.
Hasil keamanan dan kemanjuran dari analisis akhir akan tersedia pada Juni. Laporan akhir akan diserahkan ke publikasi yang ditinjau sejawat. Berdasarkan pencapaian kriteria keberhasilan, penerima plasebo kini telah memenuhi syarat untuk menerima dua dosis COVAXIN.
“COVAXIN telah menunjukkan catatan keamanan yang sangat baik dalam uji klinis pada manusia dan dalam penggunaan darurat,” ujar ketua dan direktur pelaksana Bharat Biotech, Krishna Ella.
Ella menyebut bahwa data efektivitas vaksin terhadap COVID-19 yang parah dan infeksi tanpa gejala sangat signifikan. Hal itu karena data yang ada, masing-masing menunjukkan bahwa COVAXIN mengurangi potensi rawat inap dan penularan penyakit.
Bharat Biotechtelah mengirimkan jutaan dosis vaksin dan diberikan di India dan banyak negara lain dengan catatan keamanan. Ini ditandai dengan hanya ada efek samping ringan yang dapat diabaikan atau bahkan tidak ada setelah vaksinasi.
Bharat Biotech bermaksud untuk memperluas pengembangan COVAXIN dengan uji klinis yang direncanakan di India dan secara global untuk menilai keamanan dan imunogenisitasnya pada orang yang lebih muda, dampak dari dosis booster vaksin serta perlindungannya terhadap varian SARS-CoV-2. Pada Februari, All India Institute of Medical Sciences mengatakan bahwa vaksin ini dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit selama sembilan hingga 12 bulan.