REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA -- Umat Muslim di Amerika Serikat (AS) bersuka cita setelah masjid dibuka selama bulan suci Ramadhan. Tahun lalu mereka tidak bisa beribadah di masjid karena masjid ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sekarang, dengan tingkat kasus infeksi yang sebagian besar menurun di seluruh negeri dan jutaan orang Amerika menerima vaksin, masjid dibuka kembali. Bagi Muslim, yang merupakan sekitar satu persen dari populasi AS, Ramadhan adalah waktu untuk refleksi spiritual, berpuasa di siang hari dan bersedekah.
"Ramadhan masih sedikit berbeda," kata Amir Mohammed, pria asal Ethiopia, yang pergi ke sebuah masjid di Alexandria, Virginia.
Menurutnya, beribadah di masjid memiliki keberkahan sendiri meski harus dilakukan dengan memakai masker, menjaga jarak di dalam masjid dan diperiksa suhu tubuhnya. "Orang-orang sangat senang masjid dibuka. Ini memberi mereka kesempatan bertemu dan berdoa bersama - perasaan komunitas yang tidak bisa Anda dapatkan dengan berada di rumah," katanya.