REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tentara Irak mengatakan bahwa negaranya tidak membutuhkan lagi pasukan asing maupun pasukan Amerika Serikat (AS) bertempur bersama mereka. Penarikan pasukan AS dari Irak juga akan diputuskan dengan segera.
Menurut pernyataan juru bicara militer Irak Brigadir Jenderal Yahya Rasool, penarikan pasukan asing dari Irak akan diputuskan oleh komite teknis antara Baghdad dan Washington. "Irak tidak membutuhkan tentara AS atau asing untuk bertempur di samping pasukan Irak, dan tidak membutuhkan pejuang di darat kecuali pasukan Irak," kata Rasool seperti dikutip laman Middle East Monitor, Ahad (25/4).
Menurut Rasool, terdapat proses penjadwalan untuk menarik pasukan asing yang akan diputuskan dalam dialog strategis antara Baghdad dan Washington. "Irak telah melatih pasukan yang mampu mempertahankan negara dan rakyat," tutur dia.
Namun, pada Jumat (23/4) waktu setempat, seorang jenderal AS mengatakan tidak ada rencana untuk penarikan penuh AS dari Irak di masa mendatang. Pernyataan AS itu menimbulkan kecaman di Irak, terutama dari kelompok pro-Iran.
Pemimpin faksi Asaib Ahl Al-Haq Qais Khazali mengatakan, model Afghanistan adalah satu-satunya cara untuk keluar dari pasukan AS dari Irak. Saat ini, ada sekitar 3.000 tentara.
Itu termasuk 2.500 pasukan AS yang bertempur dalam koalisi anti-Daesh/ISIS. Pasukan politik Irak sebelumnya memang telah menyerukan penarikan pasukan AS di negara itu berdasarkan keputusan parlemen yang dikeluarkan pada 5 Januari 2020.