REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Meski Manchester United telah menyatakan mundur dari Liga Super Eropa, protes dari suporter tetap berlangsung. Pada Sabtu (24/4) waktu setempat, dilansir dari reuters, Ahad (25/4), ratusan fan MU berkumpul di luar Stadion Old Trafford untuk menentang keluarga Glazer sebagai pemilik klub karena terlibat dalam rencana Liga Super Eropa yang gagal.
MU dibeli oleh keluarga Glazer seharga 790 juta Pounds pada tahun 2005. Meskipun terdaftar di Bursa Efek New York sejak 2012, Glazers tetap memegang kepemilikan mayoritas klub rival sekota Manchester City tersebut.
The Red Devils termasuk dari enam klub Inggris yang bergabung di Liga Super Eropa sebelum menarik diri pada Selasa. Keputusan bergabung dengan Liga Super Eropa mendapatkan reaksi keras dari penggemar, pemain, mantan pemain dan pemerintah Inggris.
Protes demi protes tetap berlangsung. Ratusan fan berkumpul di Trinity Statue di luar lapangan dan menyalakan api kuning dan hijau. Warna tersebut identik dengan protes penggemar terhadap keluarga Glazer.
“United melawan keserakahan dan Glazers out,” demikian salah satu tulisan protes dari suporter.
Wakil Ketua Eksekutif MU Ed Woodward salah satu tokoh yang berperan MU bergabung ke dalam proyek Liga Super Eropa. Setelah proyek tersebut gagal, dia mengumumkan akan mundur pada akhir 2021.
Tak hanya MU, kelompok suporter Liverpool pun melayangkan aksi protes kepada pemilik Fenway Sports Group. Sekitar 150 fan melakukan protes pada Sabtu sebelum pertandingan melawan Newcastle United.
"Cukup sudah, FSG keluar,” demikian tulisan fan Liverpool di sebuah spanduk.
"Permainan kami, klub kami: terima kasih tapi tidak ada Yanks" bunyi protes lain.
Bos Liverpool John Henry telah meminta maaf atas keterlibatan klub dalam proyek tersebut. MU akan bertandang ke markas Leeds United pada Ahad malam. Bukan tak mungkin aksi protes akan terjadi sebelum pertandingan sebagaimana yang diterima Liverpool saat melawan Leeds.