REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dan menahan diri untuk tidak mudik. Langkah ini sangat penting dilakukan demi mencegah potensi kenaikan kasus Covid-19.
Sebab, kenaikan kasus dapat terjadi apabila masyarakat tetap melakukan mudik. "Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus Covid dari satu daerah ke daerah lainnya,” kata Doni dalam siaran persnya, Ahad (25/4).
Doni mengatakan, semakin tinggi mobilitas seseorang, potensi penyebaran Covid-19 kepada orang-orang terdekat bahkan orang tua di kampung halaman juga tinggi. Ia meyakini masyarakat tentu tidak ingin kejadian lonjakan kasus Covid-19 di India terjadi di Tanah Air.
Karena itu, kejadian India perlu menjadi peringatan dini kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami hal serupa. Sebab, belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami kenaikan, sehingga fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang hari raya Idul Fitri.
Ia mengatakan setiap hari, penularan Covid-19 masih terjadi. Di Indonesia, Covid-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.
“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini,” kata Doni.
Satgas Penanganan Covid-19 juga telah mengeluarkan regulasi berupa Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah. Surat edaran ini bertujuan untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi dalam rangka mencegah terjadinya peningkatan penularan Covid-19 selama Ramadan dan Idul Fitri 1442 H.
"Dengan kebijakan peniadaan mudik, pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengadakan acara keluarga dalam rangka Lebaran secara virtual. Hindari mudik atau pun bepergian, terutama dari daerah atau kota dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi ke kampung halaman. Ini sama saja membawa virus mematikan yang penularannya sangat cepat," katanya
Doni mengatakan, sebanyak apa pun tempat tidur, RS, bahkan tenaga kesehatan di Indonesia, tidak akan pernah cukup jika terjadi lonjakan kasus yang disebabkan oleh penularan penduduk yang bepergian secara masif.
“Covid-19 belum berakhir, lindungi keluarga, jangan mudik dulu!” kata Doni.