Senin 26 Apr 2021 06:46 WIB

Kebakaran Hebat di RS Covid Irak, 28 Korban Pakai Ventilator

Setidaknya 82 orang meninggal akibat kebakaran tersebut.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Kebakaran/ilustrasi
Foto: pixabay
Kebakaran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan kebakaran dahsyat di unit perawatan intensif sebuah rumah sakit Baghdad yang merawat pasien virus Corona terjadi pada Sabtu (24/4) malam. Sebanyak 82 orang meninggal dunia dan 110 lainnya luka-luka.

Juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia, Ali al-Bayati, menyatakan korban yang meninggal dunia setidaknya 28 pasien menggunakan ventilator yang berjuang melawan gejala parah virus. Kelalaian pihak berwenang rumah sakit menjadi penyebab dari kebakaran tersebut.

Baca Juga

Laporan awal menyatakan, kebakaran bermula ketika tabung oksigen meledak di bangsal rumah sakit Ibn al-Khatib.  Petugas pemadam kebakaran bergegas untuk memadamkan api yang berkobar di lantai dua rumah sakit. Tim pertahanan sipil memadamkan api sampai dini hari. Ambulans mengangkut puluhan orang yang terluka. Kementerian Kesehatan mengatakan, setidaknya 200 orang diselamatkan dari tempat kejadian.

Menanggapi kebakaran tersebut, Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, memecat direktur jenderal Departemen Kesehatan Baghdad di daerah al-Rusafa, tempat rumah sakit itu berada. Dia juga memecat direktur Rumah Sakit Ibh al-Khatib dan direktur teknik dan pemeliharaannya.

Setelah kebakaran pertama kali terjadi, Al-Khadhimi mengadakan pertemuan darurat di markas Komando Operasi Baghdad. Dia mengoordinasikan pasukan keamanan Irak dan mengatakan kejadian itu merupakan kelalaian. "Kelalaian dalam hal seperti itu bukan kesalahan, tapi kejahatan yang harus ditanggung oleh semua pihak yang lalai," ujar Al-Khadhimi sambil memberi waktu 24 jam kepada otoritas Irak untuk mempresentasikan hasil investigasi.

Kebakaran terjadi ketika Irak bergulat dengan gelombang kedua pandemi virus korona yang parah. Kasus virus harian sekarang rata-rata sekitar 8.000, tertinggi sejak Irak mulai mencatat tingkat infeksi awal tahun lalu. Setidaknya 15.200 orang telah meninggal karena virus korona di Irak di antara total setidaknya 100 ribu kasus yang dikonfirmasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement