REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada lima besar negara asal investasi asing yang masuk ke Indonesia sepanjang kuartal I 2021, yakni Singapura, China, Korea Selatan, Hong Kong, dan Swiss. Sementara Jepang, yang rutin masuk dalam daftar lima besar investasi asing, bergeser ke posisi tujuh.
"Jepang itu masuk nomor tujuh. Ini butuh waktu untuk saya dalami, mungkin karena di kuartal I investasi mereka belum terlalu digenjot. Mungkin pada kuartal II, kuartal III, kuartal IV, baru mereka genjot," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual realisasi investasi, Senin (26/4).
Bahlil mengatakan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia memang membutuhkan perhatian dan siasat khusus agar realisasi investasi perusahaan bisa berjalan sesuai rencana.
Dalam catatan BKPM, Singapura masih menduduki posisi teratas sebagai negara asal investasi sepanjang triwulan I 2021 dengan total realisasi investasi 2,6 miliar dolar AS. Disusul China dengan 1 miliar dolar AS, Korea Selatan sebesar 851,1 juta dolar AS, Hong Kong sebesar 822,1 juta dolar AS dan Swiss sebesar 466,2 juta dolar AS.
Selanjutnya, di posisi ke enam, ada AS dengan 447,1 juta dolar AS dan di posisi ke tujuh ada Jepang dengan realisasi investasi 322,7 juta dolar AS.
Bahlil mengungkapkan posisi Singapura tak tergoyahkan karena negara tersebut juga merupakan hub investasi dari sejumlah negara. Sementara posisi Korea Selatan disinyalir naik didukung oleh progres pembangunan pabrik Hyundai yang rencananya pada Maret-April 2022 sudah akan mulai memproduksi kendaraan listrik.
"Total investasi mereka (Hyundai) sebesar 1,5 miliar dolar AS, setara Rp 21 triliun-Rp 22 triliun, dan realisasi mereka sudah mencapai sekitar Rp 13 triliun-Rp 14 triliun. Ini menunjukkan kinerja perusahaan dari Korea Selatan dengan beberapa perusahaan lain pun berjalan baik," ungkapnya.Yang menarik, tambah Bahlil, yakni posisi Swiss yang tiba-tiba merangsek masuk lima besar. Menurut dia, hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya, bahkan berdasarkan data sejak pascareformasi."Ini saya pikir mulai bergairah. Harapannya bisa mempengaruhi persepsi dunia khususnya Eropa lewat Swiss dan Belanda," katanya.