REPUBLIKA.CO.ID, BERGAMO -- Atalanta kembali tampil trengginas di pentas Serie A Liga Italia. Teranyar La Dea membantai Bologna lima gol tanpa balas pada giornata ke-33 di Stadion Gewiss, Bergamo, Senin (26/4) dini hari WIB.
Usai laga, pelatih tuan rumah Gian Piero Gasperini mengomentari soal rencana penyelenggaraan Liga Super Eropa (ESL) yang berantakan. Gasperini sempat berkecil hati ketika ESL diumumkan sepekan lalu.
Ia merasa sia-sia mereka berkompetisi di liga domestik kalau ujung-ujungnya tak bisa menghadapi para raksasa Eropa.
"Pada Senin (pekan lalu) saya merasa semuanya sudah berakhir. Mengapa kami harus repot-repot bermain untuk lolos ke Liga Champions? Impian kami untuk kembali melawan Real Madrid, Liverpool, dan Paris Saint Germain sudah berakhir, kecuali mereka mengundang kami," tutur Gasperini, membayangkan ESL berjalan sesuai wacana awal, dikutip dari Football Italia.
Sebelumnya, sebanyak 12 tim menjadi inisiator ESL. Ada enam klub Inggris, tiga klub Spanyol, dan tiga klub Italia.
Gasperini mengakui, jutaan orang menggemari tim-tim tersebut. Namun justru dengan adanya agenda tersendiri dari para elite berimbas negatif terhadap klub kecil.
"Untungnya mereka yang di Inggris berubah pikiran. Jika tidak, kami bermain tanpa target jelas," ujar allenatore 63 tahun itu.
Ia menegaskan, sepak bola milik semua kalangan. Siapa pun bisa berkompetisi. Bakal ada seleksi alam. Para pemenang bakal bertarung di level teratas.
Sementara, kemenangan atas Bologna membuat Atalanta naik ke posisi kedua klasemen sementara. AC Milan yang kini turun ke tangga ketiga, masih bisa melewati La Dea. Syaratnya, Rossoneri mampu menumbangkan Lazio di Stadion Olimpico, Roma, Selasa (27/4) dini hari WIB.