REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan restoran dapat dibuka kembali dengan situasi yang masih mencemaskan. Pembukaan juga tergantung pada setiap daerah apakah berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 atau tidak.
Bar-bar dan restoran di Prancis ditutup sejak akhir Oktober lalu ketika Prancis mulai menerapkan karantina nasional selama satu bulan untuk kedua kalinya. Restoran tidak dibuka kembali padaDesember ketika toko-toko non-makanan diizinkan dibuka kembali.
"Saya pikir kami tidak bisa membuka restoran pada akhir Mei atau Juni di dapartemen-departemen di mana virus masih tersebar, di tempat lain, di mana (penyebaran) sudah banyak menurun, kami akan mengambil pendekatan yang mencemaskan," kata Macron Senin (26/4).
Hal ini ia sampaikan saat berkunjung ke sebuah sekolah dekat Ibukota Paris. Ini hari pertama sekolah dibuka kembali setelah tiga pekan ditutup.
Ia mengatakan bar dan restoran yang memiliki ruangan dengan atap terbuka dapat dibuka kembali pada pertengahan Mei. Keputusannya akan diambil dalam beberapa hari ke depan.
Tapi ia menambahkan untuk ruangan tertutup masih tergantung pada situasi penyebaran virus. Kemungkinan dapat dibuka kembali pada akhir Juni di daerah yang penyebaran virusnya sudah rendah.
"Untuk restoran-restoran, kami tahu angka infeksi di ruang-ruang tertutup cukup tinggi, dan orang-orang makan, bernyanyi dan berbicara, itu yang kami coba batasi sementara waktu," katanya.