Selasa 27 Apr 2021 09:05 WIB

Raja Salman Undang Emir Qatar ke Saudi

Undangan ini menjadi penanda baru peningkatan hubungan bilateral.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Foto: EPA-EFE/BANDAR ALJALOUD
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengundang Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk mengunjungi negaranya. Hal itu menjadi penanda baru upaya peningkatan hubungan bilateral setelah perselisihan yang sempat dihadapi kedua negara.

“HH Amir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani telah menerima pesan tertulis dari Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Kerajaan Arab Saudi, termasuk undangan kepada Yang Mulia untuk mengunjungi Kerajaan Arab Saudi,” kata Qatar News Agency (QNA) lewat akun Twitter resminya, Selasa (27/4).

Baca Juga

Undangan dari Raja Salman disampaikan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud yang tengah melakukan kunjungan ke Doha. Itu kedua kalinya Pangeran Faisal mengunjungi Qatar dalam dua bulan terakhir. Hal itu menjadi penanda mulai membaiknya hubungan antara Riyadh dan Doha.

Pada 4 Januari lalu Saudi setuju mencabut blokadenya terhadap Qatar. Hal itu diumumkan menjelang perhelatan KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) ke-41 yang digelar di AlUla, Saudi. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani turut berpartisipasi dalam KTT tersebut.

Langkah  Saudi mencabut blokade terhadap Qatar diikuti oleh tiga negara lainnya, yakni Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA). Pada Juni 2017, keempat negara tersebut mengembargo dan memblokade Qatar. Langkah itu diambil karena mereka meyakini Doha mendukung kegiatan terorisme dan ekstremisme di kawasan. Qatar dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Kendati telah menyanggah, Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA tetap memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Keempat negara itu kemudian memboikot dan memblokade seluruh akses ke Doha. Saudi serta sekutunya lalu mengajukan 12 tuntutan kepada Qatar.

Tuntutan itu antara lain meminta Qatar menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran dan menutup media Aljazirah. Doha juga diminta menutup pangkalan militer Turki di negaranya. Jika menginginkan boikot dan blokade dicabut, Qatar harus memenuhi semua tuntutan tersebut. Namun Qatar menolak melakukannya karena menganggap semua tuntutan tak masuk akal. Akibat sikap tersebut, Qatar dikucilkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement