REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris mengumumkan bantuan sebesar 310 juta dolar AS untuk Amerika Tengah. Bantuan ini diungkapkan dalam pertemuan virtual dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei.
Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat bekerja sama dalam upaya mengatasi masalah imigrasi. Presiden AS Joe Biden menugaskan Harris memimpin upaya AS membuat kesepakatan dengan Meksiko dan tiga negara Amerika Tengah yakni Honduras, Salvador dan Guatemala untuk menghentikan gelombang imigran yang hendak masuk ke AS.
"Kami ingin bekerja sama dengan Anda, dengan cara yang akan membawa harapan pada rakyat Guatemala, akan ada kesempatan bagi mereka untuk tetap tinggal di negeri sendiri," kata Harris, Selasa (27/4).
Wakil Presiden AS itu menambahkan, ia akan berkunjung ke Amerika Tengah pada bulan Juni mendatang. Dalam pernyataannya kantor Wakil Presiden AS mengatakan bantuan tersebut akan berasal dari anggaran USAID, Departemen Luar Negeri, Pertahanan dan Pertanian.
Bencana alam dan dampak ekonomi pandemi Covid-19 meningkatkan jumlah warga Guatemala, Honduras, dan Salvador yang berada di jurang kelaparan. Berdasarkan Program Pangan Dunia (WFF) jumlah warga yang terancam kelaparan di tiga negara itu tahun ini menjadi menjadi 7,8 juta orang.
Usai pertemuan Harris-Giammattei, Menteri Luar Negeri Pedro Brolo mengatakan dalam konferensi pers Guatemala dan AS sepakat untuk 'mendirikan gugus tugas perlindungan perbatasan gabungan yang baru'. Sejumlah pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS akan bergabung dalam gugus tugas tersebut.
Ia mengatakan 16 petugas DHS akan datang ke Guatemala untuk melatih pejabat setempat dalam memperkuat infrastruktur di perbatasan. Pemerintahan Donald Trump juga menempatkan sekelompok pejabat DHS di Guatemala.
Brolo mengatakan, Harris juga berbicara untuk membantu mendirikan pusat orang-orang yang dideportasi dan memperkuat keamanan di pelabuhan Guatemala. Ia menambahkan Guatemala akan mengirimkan tim ke AS untuk membantu menyatukan kembali anak-anak Guatemala yang datang ke AS sendiri dengan orang tua mereka.
Bulan Maret lalu, Meksiko mengatakan, lebih dari 18 ribu anak-anak dari Amerika Tengah yang hendak ke AS menyeberang ke wilayah mereka tanpa pendamping. Brolo menyalahkan pemerintah Biden atas meningkatnya imigrasi.
Ia mengatakan penyelundup manusia memanfaatkan ekspektasi imigran 'mendapatkan banyak keuntungan' bila datang ke AS. Sebab pemerintah AS yang baru mendorong orang untuk datang.