REPUBLIKA.CO.ID, oleh Indira Rezkisari, Dwina Agustin, Sapto Andika Candra, Antara
India sudah mengerahkan tentaranya sejak kemarin (26/4) untuk membantu penanganan virus corona. Sejumlah negara, seperti Inggris, Jerman, dan Amerika sudah mengirimkan bantuan medis darurat untuk membantu penanganan kasus Covid-19 yang membuat rumah sakit di India kewalahan.
Situasi di negara paling padat kedua di dunia itu disebut oleh Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, 'heart breaking' atau menyedihkan hati. Ia mengatakan, WHO sudah mengirimkan tambahan staf dan suplai alat kesehatan, termasuk perangkat oxygen concentrator.
Dalam pertemuan dengan PM India Narendra Modi, Kepala Staf Pertahanan Jenderal Bipin Rawat mengatakan oksigen akan dikirimkan ke rumah sakit dari cadangan milik tentara. Mantan personel militer tentara untuk akan bergabung terjun ke pusat-pusat kesehatan untuk membantu perawatan pasien Covid-19.
Bila memungkinkan, infrastruktur medis militer akan disediakan bagi masyarakat sipil, bunyi pernyataan pemerintah saat infeksi virus corona memasuki puncak rekor pada hari kelima. Menteri Kesehatan Harsh Vardhan mengatakan lewat akun Twitter-nya, udara, rel, jalan, laut, surga, dan bumi akan dipindahkan untuk mengatasi tantangan akibat Covid-19.
Modi mengatakan, sudah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden tentang krisis Covid-19 di India. Mereka membahas mengenai pasokan bagi bahan baku vaksin dan obat Covid-19. Pada Ahad, Biden mengatakan Amerika akan mengirimkan pasokan medis ke India.
Modi pun mendesak seluruh warga mau divaksin dan waspada terhadap badai infeksi. Sementara itu, rumah sakit dan dokter di kawasan utara India mengeluarkan pernyataan mereka sudah tidak sanggup berhadapan dengan situasi. Di beberapa kawasan yang paling parah, jenazah pasien Covid-19 dibakar secara massal di lokasi yang sengaja dibuat untuk itu.
Stasiun televisi NDTV menyiarkan gambar tiga orang petugas kesehatan di negara bagian di Timur dari Bihar menyeret jenazah di tanah menuju proses kremasi. Petugas mengalami kekurangan tandu, dikutip dari Reuters, Selasa (27/4).
Baca juga: Eropa Resmi Gugat AstraZeneca
"Kalau Anda belum pernah melihat kremasi, bau kematian seperti tidak pernah meninggalkan Anda," kata Vipin Narang, profesor sains politik di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika, lewat Twitter. "Hati saya berduka untuk semua teman dan kelarga di India yang mengalami neraka ini."
Kemarin, dalam waktu 24 jam terakhir jumlah kasus Covid-19 bertambah 352.991 orang. Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India diperkirakan mencapai puncaknya pada pertengahan Mei, seperti dilaporkan media setempat.
Berbagai prediksi muncul saat pertemuan antara PM Modi dan para menteri utama negara bagian India yang terdampak pandemi paling parah menunjukkan bahwa setelah negara bagian Maharashtra, Gujarat, serta Ibu Kota New Delhi, negara bagian Uttar Pradesh akan menjadi titik infeksi utama dengan 190 ribu lebih kasus baru Covid-19 terkonfimasi dilaporkan setiap hari.
Begitu mencapai puncak, kasus harian Covid-19 di negara Asia itu diperkirakan naik menjadi 500 ribu dan mungkin baru mereda antara Juni dan Juli. Menurut lansiran media, perkiraan itu dipersentasikan oleh pejabat pemerintah federal senior dalam rapat Ahad, di mana para pejabat sepakat bahwa negara bagian dengan penduduk terpadat mempunyai risiko tertentu; dan, infrastruktur kesehatan di negara bagian tidak cukup memadai untuk menanggulangi skenario serius saat ini.
Uttar Pradesh diperkirakan mengalami krisis harian sekitar 16.752 tempat tidur rumah sakit dengan pasokan oksigen medis, 3.061 tempat tidur ICU dan sedikitnya 1.538 ventilator. Jumlah virus corona di India terus mengganas setiap harinya karena pemerintah federal mengesampingkan pemberlakuan penguncian total untuk mencegah situasi memburuk.
Baca juga: Australia Pertimbangkan Setop Penerbangan dari India
India dengan populasi 1,3 miliar jiwa telah mencapai 17,31 juta kasus Covid-19, 195.123 kematian dengan tambahan 2.812 dalam 24 jam terakhir. Data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan itu diduga oleh pakar kesehatan angka sebenarnya lebih besar.