Selasa 27 Apr 2021 11:05 WIB

Revolusi Vaksin Gegera Corona Membuat Baru Wajah Dunia

wajah dunia baru akibat Corona

Sejumlah warga berkumpul di jalan menunggu waktu berbuka puasa di salah satu tempat pengungsian, Mogadishu, Somalia Jumat (16/4). Di bulan suci Ramadhan, pengungsi internal ini mengandalkan bantuan makanan untuk bertahan hidup. Mogadishu yang merupakan Ibu Kota Somalia itu adalah rumah bagi lebih dari setengah juta pengungsi internal yang tinggal di tempat pengungsian padat dengan sanitasi yang buruk dan beresiko menyebarkan virus Corona. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)
Foto: AP/Farah Abdi Warsameh
Sejumlah warga berkumpul di jalan menunggu waktu berbuka puasa di salah satu tempat pengungsian, Mogadishu, Somalia Jumat (16/4). Di bulan suci Ramadhan, pengungsi internal ini mengandalkan bantuan makanan untuk bertahan hidup. Mogadishu yang merupakan Ibu Kota Somalia itu adalah rumah bagi lebih dari setengah juta pengungsi internal yang tinggal di tempat pengungsian padat dengan sanitasi yang buruk dan beresiko menyebarkan virus Corona. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Sebenarnya saya masih bingung akibat belum kunjung mampu sempurna mengerti apa sebenarnya yang disebut sebagai DNA.

Gegara kesibukan para saintis kesehatan berupaya menaklukkan angkara murka pagebluk virus Corona, saya makin dibingungkan oleh apa yang disebut sebagai RNA. 

MAKNA

Ketika mencari makna RNA di Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata tidak ada bahasan tentang makna RNA sebagai akronim namun kepanjangan dari RNA yaitu Ribonucleic Acid yang diterjemahkan menjadi Asam Nukleat terdiri dari adenin, sitosin dan urasil yang terkandung pada inti sel.

Sementara menurut Kamus Oxford : RNA adalah Ribonucleic acid is a nucleic acid present in all living cells. Its principal role is to act as a messenger carrying instructions from DNA for controlling the synthesis of proteins, although in some viruses RNA rather than DNA carries the genetic information.

Keterangan kamus Oxford itu dilengkapi dengan contoh kalimat :  ‘In 1959 Nirenberg began his investigations into the relationship between deoxyribonucleic acid, ribonucleic acid and the production of proteins.

Sementara Ensiklopedia Britannica memaknakan RNA sebagai: abbreviation of ribonucleic acid, complex compound of high molecular weight that functions in cellular protein synthesis and replaces DNA (deoxyribonucleic acid) as a carrier of genetic codes in some viruses. RNA consists of ribose  nucleotides (nitrogenous bases appended to a ribose sugar attached by phosphodiester bonds, forming strands of varying lengths. The nitrogenous bases in RNA are adenine, guanine, cytosine, and uracil, which replaces thymine in DNA. 

Dengan bekal pemaknaan oleh KBBI, kamus Oxford dan ensklopedi Britannica itu dengan susah-payah saya berusaha memahami apa yang panjang lebar dibeber oleh majalah The Economists edisi 27 Maret 2021.  Dalam cover berjudul: Bright side of the moonshot dengan sub-judul Science after the pandemic  pada halaman 14 memuat artikel utama berjudul The  pandemic has given RNA a long-awaited turn in medical spotlight.  

REVOLUSI VAKSIN

Dengan daya-pikir lemah dan dangkal,wajar bahwa saya tidak terlalu paham tentang apa yang dimaklumatkan para biokimiawan/wati sebagai revolusi  vaksin akibat pagebluk Corona yang dahsyat melanda planet bumi termasuk Indonesia sejak awal 2020 sampai saat naskah ini ditulis masih belum kunjung berhenti.

Namun dapat disimpulkan bahwa laskar virus Covid-19 dengan segenap kerabat dan sanak-keluarga bermutasi sehingga terbukti berjaya merubah peradaban umat manusia secara menyeluruh mulai dari kesehatan sampai ke ekonomi. Bahkan juga berimas ke politik.

Dan jelas secara langsung mau pun tidak langsung memaksakan perubahan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri mau pun lingkungan sosial dan alam.

Virus Corona yang sedemikian amat sangat kecil berjaya mempersatukan manusia untuk menggagas teknologi medikal baru. Virus ini akan merubah sistem pelayanan kesehatan abad XXI sesuai yang diharapkan oleh WHO, yaitu menggeser fokus pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah preventif dan promotif.

Virus Corona juga menyadarkan manusia untuk memfokuskan spotlight ilmu kesehatan ke arah RNA. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement