REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali akan terus dilakukan. Remotely operated vehicle (ROV) yang diturunkan untuk melakukan sudah berhasil mengangkat bagian-bagian kecil dari kapal selam tersebut.
"Pelaksanaan evakuasi di laut Bali, tetap dilaksanakan sampai sekarang," ujar Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali dalam konferensi pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).
Ali menjelaskan, hingga saat ini masih banyak KRI yang berada di lokasi karamnya kapal selam tipe 209 buatan Jerman pada 1978 itu. Selain itu, kapal MV Swift Rescue milik Singapura juga masih ada di sana untuk membantu proses pengangkatan bagian-bagian KRI Nanggala-402.
"Update terbaru kita sudah menemukan mengangkat pakai ROV itu hidrofon dari kapal selam KRI Nanggala. Kemudian beberapa foto yang diambil, kemudian ditemukan torpedonya juga. Itu nanti akan diupdate terus," katanya.
Ali mengungkapkan, pihaknya sebisa mungkin akan mengangkat bagian-bagian KRI Nanggala-402 yang berada di kedalaman 838 meter itu. Dengan ROV, kata dia, pengangkatan hanya dapat dilakukan terhadap bagian-bagian kecil kapal tersebut saja karena alat tersebut hanya mampu mengangkat bobot seberat 150 kg saja.
"Sebisa mungkin kita akan mengangkat bagian per bagian kecil karena kemampuan dari ROV itu mengangkat hanya 150 kg. Tapi nanti kita koordinasikan untuk yang lebih besar dari itu," jelasnya.
Dia menjelaskan, escape suit milik awak kapal dapat ditemukan di luar kapal karena ada kemungkinan badan kapal tersebut retak. Ali menerangkan, kapal selam tipe 209 dengan tonase 1.300 itu memiliki baja dengan crush depth kemampuan penyelaman hanya 500 meter.
"Sedangkan itu sudah berada di kedalaman 838 meter. Bisa dibayangkan sendiri kira-kira bagaimana. Jadi mungkin ada keretakan sehingga ada beberapa bagian dari yang di dalam badan tekan itu keluar," katanya.