Selasa 27 Apr 2021 14:38 WIB

Pertumbuhan kredit Bank BJB mencapai 10,3 persen.

Pertumbuhan ini berada di atas tingkat pertumbuhan industri perbankan nasional

Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, Bank BJB berhasil mencatat pencapaian bisnis positif pada triwulan I-2021. Tren positif ini tercermin melalui sejumlah indikator kinerja, di antaranya raihan laba yang mencapai Rp 481 miliar.
Foto: istimewa
Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, Bank BJB berhasil mencatat pencapaian bisnis positif pada triwulan I-2021. Tren positif ini tercermin melalui sejumlah indikator kinerja, di antaranya raihan laba yang mencapai Rp 481 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, Bank BJB berhasil mencatat pencapaian bisnis positif pada triwulan I-2021. Tren positif ini tercermin melalui sejumlah indikator kinerja, di antaranya raihan laba yang mencapai Rp 481 miliar.

Raihan laba itu tumbuh 15,2 persen secara year-on-year (y-o-y). Sementara pada indikator aset, berhasil tumbuh 16,7 persen yoy menjadi Rp 143,6 triliun. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional yang tumbuh 7,41 persen dan kelompok Bank Pembangunan Daerah yang tumbuh 9,60 persen.

Begitupun dengan sektor kredit yang menjadi profit driver, mengalami pertumbuhan 10,3 persen yoy menjadi Rp 91,2 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I-2021 tumbuh di angka 17,9 persen yoy sebesar Rp 110,6 triliun. 

Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, pertumbuhan ini berada di atas tingkat pertumbuhan industri perbankan nasional, maupun kelompok Bank Pembangunan Daerah. Di tengah pertumbuhan bisnis itu, papar dia, Bank BJB mampu menekan rasio kredit macet (NPL) di level 1,4 persen. 

NPL Bank BJB, tegas Yuddy, tetap bertahan di bawah rata-rata NPL industri perbankan nasional yang mencapai sebesar 3,17 persen. ‘’Capaian positif ini diperoleh berkat bisnis model bank yang resilient dan kemampuan adaptasi perusahaan yang agile (agility),’’ ujar Yuddy di Kantor Pusat Bank BJB, Kota Bandung, Selasa (27/4).

Tahun 2021, papar Yuddy, adalah momen yang penuh dengan tantangan di seluruh lini kehidupan. Krisis kesehatan dan ekonomi memberikan tekanan yang sangat besar kepada industri perbankan nasional. Dia menyatakan, Bank BJB berhasil melewati 'tes tahan uji' secara menggembirakan, mulai dari krisis 1998, 2008, hingga pandemi Covid-19.

Yuddy menjelaskan, berbagai inovasi teknologi juga dilakukan guna merespons kebutuhan pasar, sekaligus memberikan kemudahan kepada nasabah di era yang serba cepat. Sepanjang tahun 2020 hingga saat ini, Bank BJB berhasil menelurkan sejumlah inovasi layanan digital perbankan yang memberikan kemudahan kepada nasabah.

Sejumlah inovasi yang digulirkan Bank BJB, di antaranya penerbitan uang elektronik bjb DigiCash, platform mobile banking bjb Digi, aplikasi bjb Mesra, dan aplikasi bjb Laku (Layanan Akses kredit UMKM) untuk semua jenis pinjaman usaha.

Di luar layanan produk perbankan, lanjut Yuddy, terobosan juga dilakukan bank bjb berupa penerapan sistem lelang E-Procurement dan adopsi teknologi QR Code Indonesian Standard (QRIS) Payment. Perusahaan juga membuat platform bjb DiSentra (Digital Sistem Edukasi dan Interaksi) sebagai wadah interaksi, konsultasi, edukasi, serta pemasaran jual beli produk UMKM binaan bank bjb secara digital.

Yuddy menambahkan, Infrastruktur digital menjadi salah satu fokus perseroan yang akan terus dioptimalkan. Perbaikan demi perbaikan ini juga bertujuan guna meningkatkan akses masyarakat terhadap produk dan jasa perbankan, melalui inklusi keuangan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto menambahkan, mengawali kinerja triwulan I-2021, Bank BJB sudah mendapatkan penghargaan The Best Indonesia GCG Award 2021 dari Economic Review dan Excellent For The Financial Performance during September 2019-2020 dari Infobank TOP BUMD Award 2021.

Menurut Widi, Bank BJB akan terus menjaga ritme kinerja menghadapi tahun pemulihan ekonomi 2021. Selaras dengan itu, lanjut dia, inovasi khususnya di sektor digitalisasi akan terus dijalankan, untuk mendukung langkah bisnis perseroan. Pihaknya akan terus menginvestasikan capital expenditure (capex) dan operating expenditure (opex), untuk pengambangan teknologi perbankan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement