Selasa 27 Apr 2021 15:01 WIB

Jatim Waspadai Kepulangan PMI Bawa Covid-19 Varian Baru

PMI yang datang ke Jatim karena habis kontrak berasal dari Malaysia dan Singapura.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) berbaris untuk menjalani pendataan setibanya di Tanah Air.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) berbaris untuk menjalani pendataan setibanya di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan bakal melakukan pengawasan ketat agar kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) tidak malah membawa virus corona varian baru dan menyebarkannya di tanah air. Pengawasan ketat perlu dilakukan lantanan virus corona varian baru tersebut disebut-sebut memiliki keganasan yang lebih dibanding tipe virus sebelumnya.

"Kategori yang bahaya, PMI di daerah-daerah ada (virus) tipe baru yang dibilang Prof Nyoman (pakar biomolekular Universitas Airlangga) yang dari India. Itu lebih berbahaya," kata Kepala Dinas Ketagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo, Selasa (27/4).

Meski virus corona varian baru tersebut paling banyak ditemukan di India, Himawan menyatakan, tidak akan mengendurkan pemeriksaan terhadap PMI yang datang dari negara-negara tetangga. Dia mengungkapkan, paling banyak PMI akan datang ke Jatim karena habis kontrak, berasal dari Malaysia dan Singapura.

Meski kedua negara tersebut merupkan tetangga dekat Indonesia, Himawan menegaskan pemgawasan tetap ketat untuk mengantisipasi masuknya virus corona varian baru. Apalagi, kata dia, di hampir semua negara persemakmuran telah ditemukan virus corona varian baru tersebut.

"Karena hampir semua negara pesemakmuran terkena virus yang dari India. Termasuk Australia, orang India kan perjalanannya ke mana-mana terutama ke negara-negara pesemakmuran" ujar Himawan.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, ada sekitar 14 ribu pekerja migran Indonesia asal Jatim yang rencana dipulangkan sepanjang ramadhan ini. Berdasarkan jumlah tersebut, menurutnya yang juga harus disiapkan adalah tempat karantina. Karantina perlu dilakukan untuk memastikan para pekerja migran tersebut bebas dari penularan Covid-19, sebelum dikembalikan ke keluarganya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement