REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan jumlah kasus positif yang ditemukan pada pekan ini mengalami penurunan sebesar 1,4 persen. Pada pekan sebelumnya, kasus positif tercatat mengalami kenaikan sebesar 14 persen.
“Meskipun ini angka yang kecil atau penurunannya hanya sedikit namun hal ini tetap merupakan perkembangan ke arah yang lebih baik,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (27/4).
Akan tetapi, Satgas mencatat, sejumlah provinsi justru mengalami kenaikan kasus tertinggi pada pekan ini. Kenaikan kasus pada pekan ini dikontribusikan oleh Riau yang naik 930, Sumatera Barat naik 758, Kepulauan Bangka Belitung naik 408, NTT naik 353, dan Sumatera Selatan naik 237.
Sementara itu, pada kasus kesembuhan Satgas mencatat terjadinya tren kenaikan pada pekan ini. Kasus kesembuhan tercatat naik 0,9 persen yang dikontribusikan oleh Jawa Barat naik 2.386 kasus, Kepulauan Bangka Belitung naik 622, Riau naik 351, Kepulauan Riau naik 239, dan Kalimantan Utara naik 208.
Sayangnya, kasus kematian justru semakin meningkat pada pekan ini yakni mencapai sebesar 29,2 persen. Kenaikan kasus kematian secara nasional ini dikontribusikan oleh sejumlah daerah yakni Jawa Tengah yang naik 178 kasus, Sumatera Selatan naik 25, DKI Jakarta naik 20, Jabar naik 18, dan Aceh naik 15 kasus.
Wiku pun meminta Jawa Tengah dan seluruh provinsi yang mengalami kenaikan kasus kematian secara signifikan agar segera mengevaluasi penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing. Selain itu, upaya testing dan tracing juga perlu ditingkatkan untuk mengidentifikasi penularan sejak dini.
“Identifikasi kabupaten kota yang menyumbangkan kematian terbesar. Segera lakukan perbaikan pada penanganan pasien positif, utamanya pada gejala sedang dan berat,” ucapnya.
Wiku menegaskan, kenaikan kematian di berbagai provinsi ini tak bisa ditoleransi mengingat saat ini BOR (bed occupancy ratio) di rumah sakit juga tidak menunjukan kenaikan. Menurut dia, seharusnya kasus kematian dapat dicegah di berbagai daerah mengingat Indonesia juga sudah menghadapi pandemi ini selama satu tahun.