REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, menolak permintaan dari beberapa negara yang dilanda pandemi untuk mengimpor vaksin Sputnik V Rusia.
"Anvisa tidak menyetujui impor vaksin karena kurangnya data tentang kendali mutu, keamanan, dan kemanjuran produk," papar badan itu dalam sebuah pernyataan.
Permintaan untuk mengimpor vaksin Rusia datang dari 14 negara. Peraturan Riset Klinis untuk Brazil (GGMED) mengatakan semua isu dalam proses pengembangan vaksin sudah diidentifikasi saat studi klinis.
GGMED menjelaskan bahwa dari isu yang ditemukan, vaksin "dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan pada tingkat yang parah menyebabkan kematian, terutama pada orang dengan kekebalan rendah dan masalah pernapasan".
"Kami terus mengupayakan agar vaksin untuk Covid-19 menjangkau semua masyarakat dengan tetap memastikan standar kualitas, keamanan, dan kemanjurannya terpenuhi," kata Meiruze Freitas, direktur obat-obatan di Anvis.
Berdasarkan data Johns Hopkins University di AS, sejauh ini, Brasil telah melaporkan lebih dari 14,3 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 391 ribu kematian.