REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam surat Asy Syuara Ayat 80 disebutkan, وَاِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِيۡنِۙ, yang artinya, "Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku." Apa maksud dari ayat tersebut?
Dilansir dari laman Alukah pada (27/4), ayat dari kitab Allah ini datang dari Nabi Ibrahim, ketika beliau berbicara terkait anugerah dari-Nya. Kata ganti 'هو' menunjukkan makna yang besar bahwa kesembuhan datang dari Allah, meskipun dengan beragam metode semuanya berujung atas kehendak-Nya.
Kemungkinan ada sebagian orang yang hanya melihat ayat tersebut dengan makna yang salah. Mereka hanya mengharapkan datangnya mukjizat dari-Nya, menolak berobat dan minum obat. Kemudian membiarkan penyakit menyerang tubuhnya. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka terjadilah ia" (QS Yasin 82). Padahal Allah telah memberikan banyak karunia-Nya.
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (QS An Nahl 69). Kemudian ayat ini menunjukkan penyembuhan atas izin-Nya:
"Dan Kami turunkan dari Alquran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman" (Al Isra ayat 82). Dan Allah berkata:
"Penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada." (QS Yunus 57).
Kemudian Nabi Ayub ketika ditimpa penyakit juga menyampaikan:
"(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang MahaPenyayang dari semua yang penyayang." (QS Al Anbiya 83).
Mungkinkah Yang Mahakuasa tidak bisa mengatakan kepadanya? كُنْ 'Jadilah' aman dan sehat! Namun tidak demikian. (Allah berfirman):
"Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (QS Shad ayat 42). Ini yang disampaikan Allah dalam menjawab Nabi Ayub untuk menjadi penawar bagi penyakitnya.
Di sisi lain, Nabi Yunus Alaihis Salam ketika berada dalam perut ikan beliau masih dengan keadaan yang utuh. Beliau memuji Rabb-nya dan berdoa kepada-Nya saat berada dalam perut ikan paus.
"Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan" (QS Ash Shaffat ayat 134-144).
Doa Nabi Yunus kepada Rabb-nya adalah alasan dan sarana untuk keluar dari perut ikan paus dan kesembuhannya dari penyakit. Jadi, meski Tuhan pemiliki dan pemberi kesembuhan, Islam mengajarkan pentingnya berikhtiar.