Rabu 28 Apr 2021 05:45 WIB

Cara Pandang Sejarawan Non-Muslim Terhadap Alquran

Sebagian Non-Muslim akui keunggulan Alquran meski tak masuk Islam.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Sebagian Non-Muslim mengakui keunggulan Alquran meski tak masuk Islam. Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Sebagian Non-Muslim mengakui keunggulan Alquran meski tak masuk Islam. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran merupakan mukjizat dari Nabi Muhammad SAW. Seluruh umat Islam berpedoman teguh pada Alquran. Pakar Sejarah Gereja Katolik dari Northwestern University sekaligus Peraih Pulitzer Kategori non-Fiksi (1993), Gary Wills (86 tahun), memberikan sudut pandangnya tentang Alquran.

“Alquran adalah sekumpulan wahyu abad ketujuh dari Tuhan untuk Muhammad di dua kota, Makkah dan Madinah yang sekarang Arab Saudi,” kata Wills dalam video berjudul What Is the Qur’an? di kanal Youtube Emir-Stein Center.

Alquran mengajarkan umat untuk menyembah satu Tuhan, bukan banyak dewa di Arab kuno. Tentunya, ini bukanlah wahyu paling awal yang mengakui hanya ada satu Tuhan. Sebelum diajarkan kepada umat Islam melalui bahasa Arab, telah diajarkan soal Tuhan dalam bahasa Ibrani kepada umat Yahudi dan dalam bahasa Yunani kepada umat Kristen. Tiga umat tersebut percaya pada satu Tuhan dan harus saling melindungi tempat ibadah. Dalam Surat al-Hajj ayat 40 disebutkan:

ۨالَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ

“(yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.”

Baca juga : Apa Hakikat Berpuasa di Bulan Ramadhan? (Part 1)

Alquran tidak membatasi tindakan Tuhan pada perjanjian formal agama. Tuhan memberikan pesannya kepada semua orang sepanjang waktu. Dimulai dari Adam yang bertobat dan menjadi nabi pertama. Kemudian, pesan Tuhan dilanjutkan oleh Musa dan Isa. Terakhir, Nabi Muhammad sebagai penutup nabi yang menyempurnakan semua ajaran Tuhan. Ini tercantum dalam surat al-Ahzab ayat 40:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

“Pesan yang disampaikan Tuhan dalam Alquran adalah sebuah kode yang harus dipecahkan umat Islam. Keindahan dunia memberikan isyarat bahwa umat harus menghormati karya Tuhan dan menjaga ciptaan-Nya,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement