REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Ukraina telah mengajukan pinjaman dana sebesar 90 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun (dengan kurs Rp 14.516 per dolar AS) ke International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Uang itu bakal digunakan untuk membeli vaksin Covid-19.
“Proyek ini akan menyediakan dana untuk pembelian vaksin Covid-19 bagi penduduk Ukraina, di samping sejumlah vaksin yang dijamin di bawah kemitraan Covax dan Gavi,” kata Kementerian Kesehatan Ukraina dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/4).
Tak diungkapkan berapa banyak dosis yang dapat dibeli Ukraina dengan dana sebesar itu. “Ini akan memungkinkan Ukraina mencapai tujuan utamanya, yaitu cakupan vaksinasi penuh setidaknya 20 persen dari populasi negara," kata Kementerian Keuangan Ukraina.
Jika dibandingkan negara-negara Eropa, Ukraina tertinggal dalam kampanye vaksinasi. Sejauh ini, mereka mengandalkan 500 ribu dosis vaksin Astrazeneca yang dibeli di India dan diterima pada akhir Februari. Pada Maret lalu, Kiev menerima 215 ribu dosis vaksin Sinovac dari China. Sementara bulan ini, mereka memperoleh 117 ribu dosis vaksin Pfizer yang disediakan di bawah skema Covax global.
Menurut Kementerian Kesehatan Ukraina, sejauh ini sekitar 540 ribu warga di sana telah menerima suntikan pertama vaksin Covid-19. Ukraina memiliki total 41 juta penduduk. Kasus Covid-19 yang telah dicatatkan negara tersebut menembus angka dua juta dengan korban meninggal sebanyak 44.323 jiwa.