Ketika berbicara tentang investasi yang hebat, CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett bisa dibilang berada di kelasnya sendiri. Di bawah pengawasan Buffett, Berkshire memiliki pengembalian tahunan rata-rata 20 persen sejak 1965 dan memberikan pengembalian agregat untuk pemegang saham lebih dari 2.800.000 persen! Terlebih lagi, dia melakukan ini tanpa membayar dividen kepada pemegang sahamnya.
Tetapi, strategi investasi Oracle of Omaha ini justru sangat bergantung pada dividen. Menyusul pengajuan Berkshire's Form 13F dengan Securities and Exchange Commission pada pertengahan Februari, Berkshire akan menghasilkan sekitar USD4,36 miliar (Rp63 triliun) pendapatan dividen tahun ini. Dan inilah perusahaan yang membagikan dividen jumbo sebagaimana dilansir dari The Motley Fool di Jakarta, Rabu (28/4/21)!
Baca Juga: Warren Buffett Terus Wanti-wanti, Uang Kripto Hampir Pasti Berakhir Buruk!
1. Apple: USD744.199.004 (Rp10,8 triliun)
Apple tetap menjadi saham dividen paling menguntungkan Warren Buffett secara nominal. Jika Apple membayar USD0,82 per saham pada tahun 2021, dan Berkshire Hathaway mempertahankan semua 907.559.761 sahamnya, maka perusahaan Buffett akan memperoleh pendapatan dividen sebesar USD744.199.004 (Rp10,8 triliun)!
Apple disebut oleh Oracle of Omaha sebagai "bisnis ketiga" perusahaan yang tidak akan dijual Buffett.
Kesuksesan Apple telah lama datang dari menunggangi produk inovatifnya. Peluncuran iPhone berkemampuan 5G pertama perusahaan akhir tahun lalu menyebabkan rekor penjualan iPhone pada kuartal fiskal pertama. Di AS, iPhone tetap menjadi smartphone terlaris, dengan rilis produk baru secara teratur hingga menarik banyak orang ke tokonya.
2. Bank of America: USD743.653.444 (Rp10,7 triliun)
Menyusul persetujuan dari Federal Reserve Bank of Richmond untuk meningkatkan saham perusahaannya di BofA hingga lebih dari 10%, Buffett telah mengambil kesempatan untuk mendorong kepemilikan Berkshire menjadi lebih dari 1,03 miliar saham di Bank of America. Sehingga, berdasarkan pembayaran tahunan USD0,72, Bank of America harus menghasilkan USD743.653.444 (Rp 10,7 triliun) pendapatan dividen pada tahun 2021.
Bukan rahasia lagi ketika Buffett menyukai saham bank. Alasannya sederhana: mereka penghasil uang. Meskipun resesi tidak bisa dihindari, namun biasanya hanya berlangsung beberapa bulan hingga beberapa kuartal. Saham bank hanya menunggu waktu mereka selama periode kelemahan yang singkat dan mengeruk keuntungan selama periode multi-tahun ekspansi ekonomi.
3. Coca-Cola: USD672.000.000 (Rp9,7 triliun)
Saham ketiga yang merupakan bagian signifikan dari pendapatan dividen tahunan Buffett tidak lain adalah kepemilikan terpanjang Berkshire Hathaway yaitu Coca-Cola. Jika kita berasumsi bahwa Berkshire mempertahankan 400 juta sahamnya dan Coke membayar dividen dasar sebesar USD1,68 pada tahun 2021, perusahaan Buffett akan mengumpulkan USD672.000.000 (Rp9,7 triliun).
Coca-Cola mungkin bukan raksasa pertumbuhan seperti dulu, tapi sebagai perusahaan barang kemasan konsumen paling terkenal di dunia, hal ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang sangat dapat diprediksi dari negara maju. Secara total, perusahaan ini memiliki lebih dari 20 merek yang menghasilkan setidaknya USD1 miliar dalam penjualan tahunan.
Bagi Buffett, Coca-Cola telah menjadi kepemilikan berkelanjutan sejak 1988. Dengan dasar biaya sebesar USD1,299 miliar, senilai USD672 juta akan diterima oleh Buffett pada tahun 2021 dengan hasil sebesar 52%! Dengan kata lain, dividen Coke saja memungkinkan Buffett melipatgandakan investasi awal perusahaannya setiap dua tahun. Dengan keuntungan seperti itu, sulit untuk melihatnya menjual posisi ini.