Kamis 29 Apr 2021 02:30 WIB

Facebook Dituduh Menyasar Remaja Sebagai Target Iklan Alkohol dan Judi

Facebook Dituduh Menyasar Remaja Sebagai Target Iklan Alkohol dan Judi

Red:
Facebook Dituduh Menyasar Remaja Sebagai Target Iklan Alkohol dan Judi
Facebook Dituduh Menyasar Remaja Sebagai Target Iklan Alkohol dan Judi

Di Australia, Facebook dituduh telah memanen data dari pengguna remaja dan menjualnya kepada pengiklan yang menawarkan minuman keras, perjudian, vaping, dan layanan kencan.

Temuan itu terungkap dalam sebuah laporan, yang dirilis Selasa kemarin (27/04) oleh kelompok lobi ‘Reset Australia’ - cabang lokal dari inisiatif global yang bekerja untuk "melawan ancaman digital terhadap demokrasi".

Tahun lalu, organisasi itu membuat akun palsu, Ozzie News Network, untuk menguji apakah Facebook memperlakukan data remaja secara berbeda dengan orang dewasa.

Selain mengumpulkan informasi tentang pengguna dari aktivitas di Facebook, pelacak online yang dikenal dengan "cookie" - dapat mengikuti pengguna saat mereka menjelajahi tempat lain di internet.

Kumpulan data tersebut kemudian digunakan untuk menampilkan iklan yang menyasar  pengguna tertentu oleh situs media sosial, seperti Facebook.

Investigasi di luar negeri menunjukkan bahwa pelacakan dan upaya pengelompokan berbasis profil juga terjadi pada platform teknologi besar lainnya seperti Instagram, yang dimiliki oleh Facebook, dan YouTube.

 "Apa yang kami temukan adalah, tidak ada perbedaan dalam cara mereka memperlakukan data remaja," kata Direktur Eksekutif Reset Australia Chris Cooper.

"Ini memungkinkan pengiklan untuk membeli akses ke profil tersebut dan menjadikan remaja sasaran iklan dalam area yang sangat dipertanyakan seperti perjudian, merokok, minuman keras, dan bahkan layanan kencan.

"Ini mengejutkan dan mengkhawatirkan."

Setelah mengetahui hal ini, Reset Australia mengajukan iklannya sendiri pada area tersebut.

Mereka mengatakan, Facebook menolak dua iklannya yang menampilkan rokok biasa, tetapi ketika mengirim ulang iklan yang menampilkan rokok elektronik, iklan itu disetujui.

Periklanan tradisional diatur dengan ketat tetapi undang-undang tersebut tidak mengimbangi ledakan di media sosial, sehingga menciptakan apa yang disebut Chris Cooper sebagai "celah" dalam sistem.

"[Profil] tersebut menjadi mudah diakses oleh pengiklan di platform iklan Facebook, dan sesungguhnya yang disebut dengan pengiklan adalah siapapun yang memiliki kartu kredit," katanya.

"Dan yang lebih buruk adalah, eksperimen kami menunjukkan bahwa Facebook menyetujui iklan ini."

Mengutip masalah etika, Reset Australia tidak membayar iklan tersebut dan tidak memasangnya di platform Facebook, tetapi organisasi tersebut yakin bahwa mereka telah lulus pemeriksaan internal perusahaan jejaring sosial raksasa tersebut.

Facebook: Kami memiliki 'fitur pengaturan usia'

Dalam sebuah pernyataan, Facebook mengatakan kepada ABC "kami memiliki langkah-langkah yang signifikan, termasuk sistem peninjau otomatis mesin dan yang dilakukan oleh manusia, untuk meninjau semua iklan sebelum dan sesudah iklan tersebut dipasang."

"Siapa pun yang beriklan di platform kami harus mematuhi kebijakan kami, juga mematuhi semua hukum dan aturan setempat, misalnya aturan yang membatasi iklan minuman keras untuk anak di bawah umur di Australia," katanya.

"Untuk mendukung ini, kami juga memiliki fitur pengaturan usia yang dapat diterapkan oleh semua pelaku bisnis di akun mereka sendiri untuk mengontrol siapa yang melihat konten mereka.

Menyusul hasil eksperimen tersebut, Reset Australia ingin pemerintah federal mengikuti langkah Inggris dan Irlandia untuk mencegah perdagangan data remaja.

Pemerintah federal sedang meninjau secara luas aturan soal privasi pada media tradisional serta bagaimana perusahaan teknologi menggunakan data.

Laporan sudah disampaikan dan Reset Australia berharap ketika pemerintah merespon, mereka akan mempertimbangkan undang-undang seperti yang diberlakukan di Inggris yang membatasi ketat profil remaja pengguna media sosial.

Rasanya 'seperti dimata-matai'

Di Rosebank College di bagian barat Sydney, ABC mengunjungi lima remaja yang termasuk di antara orang-orang pertama di negara itu yang melihat laporan Reset Australia tersebut.

Sebelum membacanya, murid sekolah kelas 12 Isabella Callahan sudah menduga bahwa dia tidak akan terkejut dengan hasil laporan itu.

Tapi hasilnya jauh lebih dari yang dia bayangkan.

 "Saya seperti, wow," katanya.

"Saya memiliki iklan [di feed saya] tentang cara membuat minuman keras (koktail)  yang sempurna, atau cara mendapatkan tubuh yang memukau untuk musim panas, atau taruhan olahraga, atau aplikasi permainan poker," katanya.

"Keterkejutan itu saya rasakan setelah saya melihat bahwa itu adalah hal-hal yang seharusnya tidak diiklankan kepada saya, karena itu untuk orang yang harus berusia di atas 18 tahun."

Teman-temannya juga terkejut.

"Saya pikir cukup mengejutkan bahwa Facebook dan platform media sosial lainnya menetapkan harga untuk informasi pribadi kami, dan ini cukup mengkhawatirkan," kata siswa kelas 11 Caitlin La.

"Rasanya seperti Anda sedang menjadi sasaran yang diintai dengan sangat spesifik dan rasanya Anda sedang dimata-matai."

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement