REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Otoritas Uni Emirat Arab mengizinkan pelaksanaan sholat tahajud berjamaah selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan di seluruh masjid di negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Otoritas Manajemen Darurat, Krisis dan Bencana Nasional (NCEMA) UEA.
Juru Bicara NCEMA Saif Al Dhaheri mengatakan, meski dibolehkan, ada persyaratan yang harus dijalankan. Syarat ini ialah sholat tahajud berlangsung hanya dalam waktu 30 menit, sebagaimana dilansir dari Gulf News, Rabu (28/4).
Selama melaksanakan sholat tahajud, jamaah juga harus mematuhi semua tindakan pencegahan Covid-19. Setelah sholat tahajud selesai, masjid segera ditutup lagi dan jamaah tidak diperkenankan berlama-lama di masjid untuk beritikaf atau melaksanakan ibadah lainnya.
Pada bulan suci Ramadhan tahun lalu, otoritas UEA tidak mengizinkan sama sekali pelaksanaan sholat berjamaah di masjid, baik itu sholat wajib lima waktu maupun sholat lain yang dilakukan secara berjamaah. Hal ini dilakukan mengingat situasi pandemi Covid-19 kala itu.
Sedangkan tahun ini, aturan tersebut sedikit diperlonggar dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat untuk melindungi semua jamaah. Termasuk juga dengan membatasi kapasitas masjid dan mewajibkan penggunaan masker bagi jamaah.
NCEMA sebelumnya telah mengeluarkan sejumlah pedoman yang harus diikuti selama Ramadhan. Pihak berwenang juga akan melakukan inspeksi selama satu bulan penuh untuk mencegah pelanggaran protokol kesehatan di masa pandemi.
"Kami mengimbau semua orang patuh dengan tidak mengadakan pertemuan, kunjungan, dan acara sosial selama Ramadhan serta menggunakan media sosial dan platform digital untuk berkomunikasi dengan kerabat dan teman," demikian pernyataan NCEMA.