REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Penduduk lingkungan French Hill di Yerusalem sangat terkejut ketika seorang rabi dinyatakan sebagai misionaris Kristen yang sedang menyamar. Sebuah organisasi nirlaba yang memantau kegiatan misionaris di Israel, Beyneynu, menyatakan telah mengawasi seorang pria dan keluarganya selama tujuh tahun. Beyneynu menyelidiki kecurigaan adanya misionaris rahasia yang beroperasi di daerah itu.
Insiden tersebut 'meledak' sekitar sepekan lalu, ketika anak perempuan dari pria itu mengatakan kepada teman-teman sekelasnya bahwa Yesus menerima semua orang, meskipun mereka bersalah. Organisasi itu menyatakan sang ayah menyamar sebagai rabi, juru tulis, dan mohel, bahkan melakukan ritual sunat.
Seperti dilansir Middle East Monitor pada Rabu (28/4), seorang juru bicara Beyneynu, Shannon Nussan mengklaim organisasinya telah berurusan dengan pria itu pada 2014. Namun, dia melanjutkan, pria yang sempat menghilang itu muncul kembali di lingkungan ultra-ortodoks, untuk memulai kehidupan “kebohongan" barunya.
Nussan mengatakn pria dan keluarganya itu diduga memalsukan dokumentasi agar tampak seperti seorang Yahudi untuk memasuki Israel di bawah Law of Return dan memindahkan keluarganya dari New Jersey, memasukkan diri mereka ke dalam komunitas Charedi ultra-ortodoks di lingkungan French Hill.
Setelah melakukan penyelidikan secara menyeluruh, Beyneynu mengklaim bahwa menemukan istri dari pria itu berbohong menjadi putri korban holocaust. Orang tua keluarga tersebut diketahui berasal dari New Jersey dan non-Yahudi, serta mengunggah materi misionaris secara berlebihan di media sosial.
Mendiang ayah dari pria itu diidentifikasi sebagai anggota Gereja Persahabatan Mennonite dan dimakamkan di pemakaman //non//-Yahudi.
Baca juga : Drone Milik Israel Jatuh di Wilayah Gaza
Masyarakat mengaku kaget dengan berita tersebut, karena selama ini mereka telah membantu kehidupan keluarga itu setelah istri pria itu meninggal karena kanker, bahkan hingga menyiapkan dana. "Keluarganya tampak sangat ortodoks, dia memiliki janggut dan topi yang panjang, anak laki-laki berambut ikal, anak perempuan bersekolah di sekolah Beis Yaakov," ujar anggota masyarakat setempat, Yoni Kayman.
Pria itu diduga berusaha menutupi jejaknya, dengan menghapus konten media sosial dan membawa putrinya keluar dari sekolah agama setempat. Komunitas dan Beyneynu mencari pria itu untuk diusir dari Israel, karena dia dan keluarganya memasuki negara itu dengan 'curang'.