REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Amerika Serikat (AS) akan melonggarkan pembatasan perjalanan pada mahasiswa internasional masuk negara itu pada musim gugur. Sebelumnya AS membuat perubahan tersebut hanya untuk mahasiswa dari Eropa saja pada Maret.
Departemen Luar Negeri AS, Selasa (27/4) mengatakan pihaknya memperluas pengecualian kepentingan nasional untuk mencakup mahasiswa dan akademisi di seluruh dunia mulai 1 Agustus. Pemerintah telah melarang sebagian besar warga negara non-AS yang pernah berada di China, Brasil, Afrika Selatan, Iran, dan sebagian besar Eropa dalam dua minggu sebelumnya. Sekarang mahasiswa dari semua negara tersebut akan memenuhi syarat untuk memasuki AS untuk kelas musim gugur.
National Student Clearinghouse melaporkan, keseluruhan pendaftaran pasca sekolah menengah turun 2,5 persen pada musim gugur 2020. Jumlah ini hampir dua kali lipat tingkat penurunan pendaftaran yang dilaporkan pada musim gugur 2019.
Perguruan tinggi dan universitas AS telah mendesak Departemen Luar Negeri untuk mengambil langkah sebelum mahasiswa internasional harus membuat keputusan pendaftaran. Dewan Pendidikan Amerika (ACE) telah mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk bertindak cepat.
ACE mengatakan dalam sebuah surat bulan lalu pihaknya menyatakan langkah menyambut mahsiswa internasional dan calon mahasiswa akan membantu AS dalam mendukung aktivitas ekonomi. "Yang dapat membantu memulihkan AS sebagai tujuan pilihan, serta mendukung aktivitas ekonomi penting saat ekonomi AS pulih dari pandemi Covid-19," ujarnya.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan meskipun ada pengumuman, para pejabat memantau dengan cermat status dan lintasan pandemi. Masih belum jelas nasib perguruan tinggi AS atau pemerintah akan mengakui vaksin asal Cina dan negara lainnya yang belum disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Beberapa sekolah AS mewajibkan mahasiswanya untuk divaksinasi penuh sebelum kelas dilanjutkan.
Masalah besar lainnya adalah persyaratan bahwa pemohon visa pelajar yang baru pertama kali melakukan wawancara langsung di kedutaan dan konsulat AS. Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa pihaknya terus mencari cara untuk memproses lebih banyak aplikasi visa.