REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- CEO Pfizer Albert Bourla dalam sebuah wawancara menyebut bertaruh akan kesuksesannya mengirimkan vaksin ke Israel. Apa yang mereka lakukan, disebut telah melebihi apa yang mereka bayangkan.
Pfizer diketahui memilih Israel sebagai eksperimen untuk proyek distribusi vaksin internasional perusahaannya. Israel dipilih karena memiliki populasi yang relatif kecil dan sistem perawatan kesehatan dalam mengumpulkan datanya lebih efisien.
Dilansir di Al-Monitor, Sabtu (13/3), kampanye nasional ini berhasil mengubah sebuah negara kecil di Timur Tengah menjadi pemimpin global, dalam hal persentase populasi yang telah divaksinasi terhadap Covid-19.
Meski demikian, ada masalah yang muncul pada awal bulan Maret ini. Angka penularan secara nasional adalah 1, sedangkan tingkat penularan di masyarakat Arab menca pai 1,17. Dengan demikian, sebagian besar kota masih ditandai "merah" dan berasal dari sektor Arab.
Bagi masyarakat Arab, yang sebagian besar Muslim, tanggal yang sangat penting berada sekitar pertengahan April ketika Ramadhan dimulai. Ini adalah saat orang berkumpul dalam jumlah besar, baik untuk berbuka puasa, sholat khusus di masjid, serta menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman sampai larut pagi.