Kamis 29 Apr 2021 05:00 WIB

Benarkah John Kerry Bocorkan Serangan Israel ke Iran?

Kerry menegaskan tudingan bahwa ia membocorkan serangan Israel adalah salah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Eks Menteri Luar Negeri AS John Kerry
Foto: EPA/NICOLAS ASFOURI/POOL
Eks Menteri Luar Negeri AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah Republikan menyatakan marah atas tuduhan terhadap John Kerry yang diduga membocorkan informasi sensitif. Mantan Menteri Luar Negeri dan Utusan Khusus Presiden untuk Iklim, John Kerry membantah tuduhan yang menyatakan dia merilis informasi tentang serangan udara Israel di Suriah kepada Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif.

Sebelumnya, Zarif mengeklaim bahwa dia telah mengetahui tentang serangan itu  dari John Kerry. Dalam wawancara yang bocor dan dirilis oleh Iran International dan The New York Times, Zarif mengaku bahwa dia tidak mengetahui tentang serangan udara Israel di Suriah.

Baca Juga

“Mantan menteri luar negeri AS John Kerry yang memberi tahu saya bahwa Israel telah meluncurkan lebih dari 200  serangan terhadap pasukan Iran di Suriah,” kata dia dalam wawancara itu dilansir The Jerusalem Post, Rabu (28/4).

Stasiun televisi berbahasa Persia, yang berbasis di Inggris, meragukan klaim itu benar. Alasannya, serangan udara Israel di Suriah sebelumnya telah dilaporkan di media internasional. "Saya dapat memberi tahu Anda bahwa cerita ini dan tuduhan ini benar-benar salah," tulis Kerry.

Dia menegaskan tuduhan itu tidak pernah terjadi, baik ketika dia menjadi menteri luar negeri atau sejak melepas masa jabatannya itu.

Menanggapi pertanyaan tentang wawancara yang bocor selama konferensi pers, juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price mengatakan departemen tidak mengomentari materi yang konon bocor dan dugaan serangan udara Israel di Suriah. “Tentu saja, kami tidak dapat menjamin keasliannya, untuk keakuratannya, dan tentu saja, saya tidak akan berkomentar secara langsung tentang apa yang ada di rekaman itu,” kata Price.

Laporan itu muncul ketika Iran melakukan pembicaraan dengan AS dan negara-negara Eropa di Wina, dalam upaya untuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama yang dikenal sebagai kesepakatan nuklir 2015. Sejumlah Republikan menyatakan kemarahannya atas tuduhan terhadap John Kerry itu. “Orang-orang berbicara tentang pengkhianatan, dan saya tidak terlalu sering membicarakannya,” kata Senator Dan Sullivan (R-Alaska)

Perwakilan Mike Gallagher (R-Wisconsin) mengatakan tak bisa membayangkan bahwa seorang diplomat AS akan membocorkan laporan intelijen ke sponsor utama terorisme dunia. Meskipun militer biasanya tidak mengonfirmasi serangan udara individu di Suriah, mereka secara berkala merilis statistik serangan tersebut. Pada Desember, Israel mengumumkan bahwa mereka telah melakukan 50 serangan terhadap tetangganya di timur laut pada 2020.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement