REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, pada Rabu (28/4), mengatakan Jepang harus mencabut keputusannya membuang air limbah reaktor nuklir Fukushima ke laut. Dia pun meminta Jepang meminta maaf.
Itu merupakan desakan terbaru dari Beijing merespons rencana Jepang membuat air limbah nuklir Fukushima ke laut. Pada Senin (26/4) lalu, Zhao Lijian mengunggah gambar digital dari lukisan ikonik “Great Wave Off Kanagawa” di akun Twitter pribadinya. Namun gambar yang diunggah Zhao telah diedit dengan adanya figur yang membuang limbah nukir ke laut.
“Seorang illustrator di China mengkreasi ulang lukisan Jepang yang terkenal The Great Wave off Kanagawa. Jika Katsushika Hokusai, pelukis asli (lukisan The Great Wave) masih hidup, dia juga akan sangat prihatin tentang air nuklir Jepang,” tulis Zhao di Twitter pribadinya.
Sebelumnya Zhao telah meminta Jepang tak bersikap bodoh soal rencananya membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut. "Pembuangan air nuklir yang tercemar tidak pernah menjadi urusan domestik Jepang. Jika air nuklir yang tercemar bukan merupakan bahaya publik, mengapa Jepang tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri?" kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang Zhao Lijian pada 23 April lalu.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima rusak akibat ledakan hidrogen yang disebabkan gempa dan tsunami pada 2011. Dibutuhkan lebih dari satu juta ton air untuk mendinginkan reaktor-reaktor yang meleleh. Kini sekitar 1,25 juta ton air telah terkumpul di tangki pembangkit nuklir Fukushima.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan pembuangan air adalah tugas yang tak terhindarkan dalam proses penonaktifan pembangkit nuklir tersebut. Pemerintah Jepang pun meyakinkan pelepasan air dari tangki pembangkit nuklir aman. Sebab mereka telah melakukan proses untuk menghilangkan hampir semua unsur radioaktif dan akan diencerkan. Langkah Jepang didukung Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menurut IAEA, tindakan tersebut serupa dengan pembuangan air limbah pembangkit nuklir di tempat lain di dunia.