REPUBLIKA.CO.ID. SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus didorong menjadi lumbung pangan nasional, salah satunya melalui kerja sama antara daerah.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jawa Timur semakin kokoh dinobatkan menjadi lumbung pangan dan sentra produksi nasional.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, sektor pertanian Jawa Timur justru menunjukkan pertumbuhan positif dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
“Dengan adanya realisasi kerja sama antar daerah diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi serta stabilitas inflasi tidak hanya di Jawa Timur, namun dengan daerah lainnya di Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia menjelaskan, melalui kerangka kerja sama antar daerah, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jatim menggelar High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Provinsi Jawa Timur. “Dukungan implementasi kerja sama antar daerah dilakukan melalui penandatanganan sejumlah (Memorandum of Understanding) MoU business to business antara pelaku usaha Jawa Timur dengan Maluku Utara serta Kalimantan Utara,” papar Khofifah.
Adapun kerja sama tersebut antara lain, PT Jatim Grha Utama dengan PT Fishindo Lintas Samudra terkait penyediaan ikan dari Maluku Utara untuk bahan baku pindang maupun ikan segar di Jatim. PT Jatim Grha Utama dengan PT Artha Tani Mina terkait pemenuhan kebutuhan ayam karkas beku Jawa Timur untuk Maluku Utara. “Serta, CV Lucky Forever dengan Perumda Tarakan Agrobisnis Mandiri terkait jual beli komoditas telur ayam dari Jawa Timur ke Kota Tarakan,” katanya.
Wakil Gubernur Maluku Utara, Al Yasin Ali menilai kerja sama antar daerah sangat penting dilakukan agar setiap daerah dapat menjaga inflasinya dengan baik. Provinsi Maluku Utara sebagai daerah konsumen hingga saat ini masih tergantung dengan wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu, Kerjasama Antar Daerah menjadi kunci dalam menjamin ketersediaan pasokan pangan dan mendukung pengendalian inflasi di Provinsi Maluku Utara.
Sementara, Walikota Tarakan, Khairul mengatakan, kerja sama yang inisiasi Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara ini, diharapkan mampu mengendalikan fluktuasi harga komoditas khususnya telur ayam, yang defisit di Tarakan dan sangat bergantung dari daerah lain. “Kami berharap, di masa depan, kerja sama yang dapat dilakukan tidak hanya sebatas satu jenis komoditas saja, namun dapat lebih mencakup komoditas lain yang potensial untuk dikerja samakan,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah mengungkapkan, stabilitas inflasi nasional perlu didukung adanya sinergi antardaerah, yang pada kesempatan kali ini dilakukan dengan Kalimantan Utara dan Maluku Utara.
Menurut dia, Provinsi Jawa Timur merupakan daerah produsen dengan posisi surplus pada sejumlah komoditas dan dapat membantu supply pada daerah lainnya.
“Melimpahnya pasokan komoditas, inflasi Jawa Timur pada Ramadhan dan Lebaran diperkirakan akan tetap terkendali, serta membantu provinsi lain menstabilkan inflasi daerah tersebut,” katanya.