Kamis 29 Apr 2021 08:15 WIB

Ridwan Kamil Peringatkan Indonesia Terancam Seperti India

Pemerintah melarang mudik bukan untuk menghalangi silaturahim dengan keluarga. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga Jabar untuk mematuhi aturan pemerintah dengan tidak mudik pada waktu yang ditentukan.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warga Jabar untuk mematuhi aturan pemerintah dengan tidak mudik pada waktu yang ditentukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperingatkan ledakan kasus Covid-19 seperti di India bisa terjadi di Indonesia apabila warga tidak patuh dengan memaksa mudik pada Lebaran tahun ini. Karena itu, dia meminta warga Jabar mematuhi aturan pemerintah dengan tidak mudik pada waktu yang ditentukan.  

Emil sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, Presiden khawatir jika aktivitas masyarakat tidak dibatasi karena merasa sukses vaksinasi, Indonesia akan bernasib sama seperti India. "Presiden punya rasa kekhawatiran terkait mudik. Berkaca pada India yang merasa sukses kemudian terjadi pelonggaran. Tadi Presiden menitipkan agar mudik betul-betul dilarang dan diperketat," ujar Emil, Rabu petang (28/4).

Emil mengatakan, pemerintah melarang mudik bukan untuk menghalangi silaturahim dengan keluarga di kampung halaman tapi melindungi masyarakat dalam kerangka yang lebih besar. Yakni keselamatan bangsa dan negara.

Emil mengaku, sejak instruksi larangan mudik dikeluarkan pemerintah pusat, Jabar sudah menyiapkan strategi pembatasan penyekatan di sejumlah titik. Hal ini dilakukan, untuk mengantisipasi pergerakan pemudik. 

"Jabar sudah menyiapkan rencana pembatasan penyekatan di jalan utama maupun jalan tikus," katanya.

Kondisi di India saat ini kian memprihatinkan. Media bahkan menyebutnya dengan istilah ‘tsunami’ Covid-19. Kini di negara itu kasus positif per hari mencapai 300 ribu orang, dan meninggal 200 ribu orang. Tiap dua jam ada 115 pasien meninggal. 

Para petugas di pusat krematorium kewalahan karena terus menerima jenazah. Otoritas setempat mempertimbangkan jenazah dibakar di jalanan jika krematorium penuh.  

Selain mudik, menurut Emil, rakor juga membahas vaksinasi di mana pemerintah pusat meminta pemerintah daerah meningkatkan cakupan. Adapun pengadaan vaksin akan terus diupayakan oleh pemerintah pusat.

"Tadi juga diingatkan vaksinasi harus terus ditingkatkan. Tugasnya dibagi dua, pusat mengurusi sumber vaksin dan daerah mengurusi keberasilan penyuntikan," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement