REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel mengatakan, salah satu drone jatuh di Gaza utara dalam operasi rutin di daerah tersebut. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Avichay Adraee mengonfirmasi berita itu dalam sebuah pernyataan di Twitter.
"Sejauh ini tidak ada kekhawatiran tentang informasi dari pesawat tak berawak itu," ujar Adraee dilansir Anadolu Agency, Kamis (29/4).
Sumber dari salah satu kelompok perlawanan di Gaza yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, kelompoknya telah menyita drone tersebut. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Gaza telah mengalami peningkatan eskalasi militer sejak Jumat (23/4). Kelompok perlawanan Palestina telah menembakkan roket dari Gaza ke wilayah Israel. Sementara tentara Israel telah menargetkan beberapa lokasi di Gaza, terutama militer Hamas.
Situasi di Gaza semakin memanas setelah terjadi bentrokan antara warga Palestina dengan pasukan Israel di Yerusalem. Bentrokan bermula ketika pasukan Israel mencegah warga Palestna untuk berkumpul di area Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem.
Kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Benny Gantz, untuk menyerang Gaza jika roket terus ditembakkan. Kemarahan meluas ke Tepi Barat yang diduduki.
Kekerasan memuncak pada Kamis (22/4) ketika petugas medis Palestina mengatakan 100 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Polisi Israel menangkap lebih dari 50 pengunjuk rasa, bahkan ketika ratusan ultra-nasionalis Israel berbaris melalui Yerusalem tengah menuju Gerbang Damaskus meneriakkan, "Matilah orang Arab".
Israel merebut dan menduduki Yerusalem Timur dalam perang 1967. Kemudian mencaploknya secara sepihak. Otoritas Israel menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara yang abadi dan tak terpisahkan, meskipun hal itu tidak diakui secara internasional. Sementara Palestina mengatakan bahwa Yerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.