REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Warga India berebut untuk mendaftar vaksin Covid-19 secara online. Pemerintah meluncurkan program vaksinasi massal yang akan dimulai pada akhir pekan mengingat jumlah kasus harian virus korona di negara itu telah melonjak hingga lebih dari 300 ribu.
Para ahli mengatakan, harapan terbaik India adalah membuka pendaftaran vaksin bagi semua orang yang berusia di atas 18 tahun mulai Sabtu (1/5). Namun, India yang merupakan salah satu produsen vaksin terbesar di dunia belum memiliki stok untuk 600 juta orang yang memenuhi syarat mendapatkan vaksinasi.
Para warga yang mencoba mendaftar vaksin secara online berulang kali mengalami kegagalan. Mereka tidak mendapatkan slot dan tidak bisa mendaftar online karena situs website yang eror. "Saya mencoba mendaftar dan gagal berkali-kali," ujar Shourya Agarwal di Twitter.
Bahkan mereka yang sudah memenuhi syarat pun masih harus berjuang untuk mendapatkan vaksin. Salah satunya adalah Pushpa Goswami asal Mumbai, yang berhasil mendaftar tiga hari lalu. "Mereka memberi tahu kami bahwa suntikan tidak tersedia, karena vaksin belum tiba," ujar Pushpa Goswami di pusat vaksinasi.
Kepala Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia Selatan, Udaya Regmi mengatakan, dunia sedang memasuki fase kritis pandemi. Oleh karena itu, vaksinasi harus tersedia untuk semua orang dewasa segera mungkin.
"Ini adalah etika dan keharusan kesehatan masyarakat. Ketika varian terus menyebar, pandemi ini masih jauh dari selesai sampai seluruh dunia aman," ujar Udaya Regmi.
Sekitar 9 persen penduduk India telah menerima satu dosis vaksin sejak kampanye dimulai pada Januari. Dimulai dengan petugas kesehatan dan kemudian lansia. Ahli epidemiologi Bhramar Mukherjee mengatakan India harus menggabungkan upaya imunisasi dengan penguncian yang meluas untuk memperlambat penyebaran.
"Pada titik ini, kehidupan jauh lebih penting daripada mata pencaharian. Berikan bantuan kepada orang miskin, tapi tolong lakukan lockdown dan vaksinasi," ujar Mukherjee.
Hampir setiap hari sedikitnya 300 ribu orang dinyatakan positif virus korona dalam seminggu terakhir. Mereka membanjiri fasilitas kesehatan dan krematorium. Dalam 24 jam terakhir, India mencatat 360.960 kasus dan menjadi negara dengan kasus harian terbesar di dunia.
Rumah sakit di India mengalami kekacauan karena kekurangan tabung oksigen dan tempat tidur. Bahkan fasilitas krematorium harus membuat tempat darurat di taman dan tempat parkir untuk membakar jenazah yang meninggal dunia akibat Covid-19. Seorang penggali kuburan di pemakaman terbesar di Delhi, Mohammad Shameem mengatakan, saat ini tidak ada ruang yang tersisa untuk menguburkan jenazah.
"Sebelumnya kami memiliki cukup ruang di sini tetapi sekarang tidak ada ruang tersisa. Apapun celah kecil yang tersisa, kami mencoba untuk mengisinya," ujar Shameem.