Kamis 29 Apr 2021 12:32 WIB

Rouhani: Pembunuhan Jenderal Soleimani Disutradarai Israel

Presiden Iran mencatat bahwa semua tindakan Trump diprovokasi oleh Zionis.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Merunut Jejak Qasem Soleimani
Foto: Republika
Merunut Jejak Qasem Soleimani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh bahwa Israel berada di balik pembunuhan Komandan Pasukan Quds Islamic Revolutionary Guard Corps’ (IRGC), Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Menurut Rouhani, serangan pesawat tak berawak Amerika diprovokasi oleh Zionis.

"Kemartiran Jenderal Soleimani diarahkan oleh Zionis, meskipun (mantan Presiden AS Donald Trump adalah komandan dan pembunuhnya)," kata Rouhani selama pertemuan kabinet pada Rabu (28/4) waktu setempat  seperti dilansir laman Sputnik, Kamis (29/4).

Baca Juga

Presiden Iran mencatat bahwa semua tindakan Trump diprovokasi oleh Zionis. "Tentu saja, presiden AS sebelumnya berteman dengan Zionis, tetapi bukan tentara bayaran," katanya.

Namun Rouhani tidak memberikan bukti apapun untuk mendukung tuduhan yang dibuat selama pertemuan dengan sesama pejabat kabinet. Pertemuan itu juga menunjukkan bahwa Rouhani membahas pernyataan keras yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dalam rekaman yang bocor. Rekaman itu diduga melihat pejabat negara bahwa upaya diplomatik Menlu di dalam pemerintah dibayangi oleh tuntutan IRGC.

Dalam rekaman yang tidak dimaksudkan untuk dirilis ke publik, Zarif diduga telah menyatakan bahwa Soleimani sering melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan dalam hal menjaga diplomasi dengan para pemimpin global.  Soleimani diduga berusaha menggagalkan penandatanganan Joint Comprehensive Plan of Action. (JCPOA) 2015.

Pada saat itu, Zarif memainkan peran kunci dalam penandatanganan kesepakatan nuklir, yang membuat AS mencabut sanksi ketat terhadap Iran dengan imbalan pembatasan kemampuan nuklir negara Timur Tengah itu.

Di sisi lain Zarif dikatakan juga memuji upaya militer Soleimani. Ia menyoroti kerja sama produktif sang jenderal menjelang invasi AS ke Afghanistan dan Irak. Dia juga menyesalkan kematian Soleimani merupakan kerugian besar bagi Iran.

Rouhani mengatakan selama pertemuan bahwa rekaman itu sengaja dibocorkan sejak pembicaraan Wina yang sedang berlangsung dan dimaksudkan untuk meredakan ketegangan antara AS dan Iran. Dia mencatat bahwa wawancara tersebut dirilis sehingga menciptakan perselisihan di dalam negeri Iran. "Kami hanya bisa mencabut sanksi melalui persatuan," ujar presiden.

Zarif telah mendapat kecaman sejak rekaman audio pertama kali muncul pada Ahad pekan lalu. Rilisnya video tersebut memicu perdebatan sengit di Republik Islam sendiri menjelang pemilihan presiden yang akan datang. Menteri luar negeri telah menangani masalah ini dan menyatakan bahwa dia sangat menyesali dampak politik yang dihasilkan dari rekaman komentarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement