Kamis 29 Apr 2021 13:07 WIB

Pemkab Sleman Uji Kandungan Takjil di Sekitar Stadion Maguwo

Dari 38 jenis makanan, hasilnya negatif dari kandungan pengawet dan pewarna makanan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana lokasi ngabuburit di kompleks Stadion Maguwoharjo.
Foto: Yoga Harfa Pangestu.
Suasana lokasi ngabuburit di kompleks Stadion Maguwoharjo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman melakukan tinjauan pangan buka puasa yang dijual warga di sekitar Stadion Maguwoharjo, Kapanewon Depok. Kegiatan ini dilaksanakan menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta.

Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, kegiatan dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan hidup sehat. Menurut Kustini, menu berbuka puasa harus terhindar dari zat-zat yang dapat membahayakan tubuh.

"Ini tadi sudah diuji hasilnya semua negatif. Ini artinya masyarakat sudah sadar akan pentingnya hidup sehat," kata Kustini, Rabu (28/4).

Ia berharap, hasil ini dapat dipertahankan oleh pedagang-pedagang takjil yang ada di Kabupaten Sleman. Hal ini dirasa penting demi terhindar dari berbagai macam penyakit yang ditimbulkan kandungan berbahaya dari makanan tersebut.

Kepala Balai Besar BPOM di Yogyakarta, Dewi Prawitasari menuturkan, mereka melakukan uji sampel kepada 38 jenis makanan takjil yang dijual. Hasilnya, negatif dari kandungan pengawet dan pewarna makanan yang berbahaya.

"Tadi sudah kita lakukan uji kandungan pada beberapa makanan, seperti cilok, arum manis, minuman berwarna dan lain-lain, semua hasilnya negatif," ujar Dewi.

Pada kesempatan itu, Bupati Sleman juga mengedukasi masyarakat yang tidak memakai masker. Kegiatan turut dihadiri Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo, Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, dan Panewu Depok, Abu Bakar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement