Jumat 30 Apr 2021 05:05 WIB

Taiwan akan Kirim Konsentrator Oksigen ke India

Taiwan dan India semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir

Red: Nur Aini
Bendera Taiwan. Taiwan telah membeli 150 konsentrator oksigen dan berencana mengirimnya ke India akhir pekan ini
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan. Taiwan telah membeli 150 konsentrator oksigen dan berencana mengirimnya ke India akhir pekan ini

REPUBLIKA.CO.ID,TAIPEI -- Taiwan telah membeli 150 konsentrator oksigen dan berencana mengirimnya ke India akhir pekan ini untuk membantu menangani masalah peningkatan besar-besaran infeksi Covid-19 di India. Hal itu diungkap kepala departemen luar negeri Taiwan Joseph Wu pada Kamis (29/4).

Wu menyampaikan bahwa Taiwan juga akan memberikan bantuan lebih lanjut. Negara-negara di seluruh dunia telah bergegas membantu India meringankan krisis Covid-19 yang dialaminya. Jumlah kematian akibat pandemi virus corona di India melonjak melewati 200.000 pada Rabu (28/4), yang diperburuk oleh kekurangan tempat tidur rumah sakit dan oksigen medis.

Baca Juga

Wu mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Taiwan sedang mengerjakan paket bantuan untuk India dan telah membeli 150 konsentrator oksigen yang seharusnya dapat dikirim akhir pekan ini. "Kami sedang dalam proses membeli lebih banyak konsentrator oksigen dan membeli bahan baku dari luar negeri agar perusahaan kami di dalam negeri dapat memproduksi lebih banyak lagi," katanya.

Konsentrator oksigen mengurangi nitrogen dari suplai udara untuk menghasilkan suplai udara yang diperkaya oksigen bagi pasien. Wu menambahkan bahwa Taiwan juga akan memberikan bantuan lain seperti yang diminta oleh India. India, seperti kebanyakan negara lain, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya. Namun, Taiwan dan India semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir berkat antipati bersama mereka terhadap Beijing.

Taiwan melihat India sebagai negara demokrasi dan teman yang berpikiran sama, dan keduanya juga menjalin hubungan budaya dan ekonomi yang erat. Tahun lalu Taiwan menuduh pemerintah China mencoba menerapkan sensor di India karena kedutaan besar China di New Delhi menyarankan wartawan untuk mematuhi prinsip "kebijakan satu China" (one China policy) setelah surat kabar memuat iklan untuk hari nasional Taiwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement