REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meminta setiap daerah di wilayah yang dipimpinnya untuk menyiapkan lokasi karantina hingga di tingkat desa/kelurahan. Hal itu perlu untuk mengantisipasi adanya warga yang nekat mudik ke kampung halaman.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu bahkan memberi ide agar lokasi karantina yang disiapkan merupakan lokasi yang angker. Dia menilai, hal tersebut bisa mengurungkan niat pemudik untuk pulang kampung.
"Jadi kalau ada yang niat mudik, (melihat lokasi karantina yang angker), jadi (rencana mudiknya) ditinggalkan,’’ kata Kang Emil, saat Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 Wilayah Jawa Barat dan Pengendalian Tranportasi Masa Idul Fitri 2021, di Pendopo Kabupaten Cirebon, Kamis (29/4).
Kang Emil mengatakan, bagi pemudik yang lolos dan terlanjur masuk ke daerah, maka harus menjalani karantina selama lima hari. Hal itu untuk memastikan kondisi kesehatan para pemudik dari kemungkinan penularan Covid-19.
Kang Emil memastikan, Jabar berkomitmen satu suara dengan pemerintah pusat dalam melaksanakan kebijakan larangan mudik. Pihaknya juga sepakat bahwa kebijakan larangan mudik bertujuan mencegah penyebaran Covid-19. "Di Ciamis pernah ada lansia yang meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 dari keluarganya yang mudik. Itu pengalaman," tegas Kang Emil.
Untuk itu, Pemprov Jabar akan memperbanyak penyekatan hingga menjadi 158 titik, termasuk di jalur-jalur tikus. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya yang hanya 120 titik penyekatan. Sementara itu, untuk lokasi wisata, Emil juga berpesan agar dilakukan pembatasan pengunjung. Dengan demikian, kegiatan ekonomi bisa berjalan dan kasus Covid-19 tidak meningkat.
"Jumlah pengunjung (di lokasi wisata) sesuai aturan, 50 persen dari kapasitas," ujar Kang Emil. Ia menyebutkan, di Jabar saat ini sudah tidak ada zona merah selama lima pekan berturut-turut. Selain itu, tingkat keterisian rumah sakit hanya 43 persen dan tingkat kematian juga hanya 1,3 persen.
Emil berharap, tren tersebut tidak kembali meningkat. Karenanya, dia meminta kepada warganya agar tidak mudik terlebih dahulu di masa lebaran ini. Dia khawatir, banyaknya warga yang mudik akan membuat kasus Covid-19 di Jabar kembali meningkat.
Ketua Satgas Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, memperkirakan ada tujuh persen atau sekitar 18,9 juta orang yang tetap memaksa mudik pada lebaran tahun ini. Tujuan terbanyaknya adalah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Doni pun meminta kepada para bupati dan wali kota di Jawa Barat untuk menyiapkan lokasi karantina bagi pemudik yang datang ke wilayah masing-masing. Narasi tentang larangan mudik dan literasi bahaya Covid-19 juga diminta untuk disampaikan setiap saat. "Kita saat ini masih di masa pandemi Covid-19," ujar Doni.
Doni menyebutkan, tingkat keterpaparan Covid-19 saat ini hanya di angka 6,07 persen. Selain itu, angka kesembuhan juga tinggi. Karenanya, semua pihak tidak boleh lengah agar kasus tidak kembali meningkat.