Jumat 30 Apr 2021 01:48 WIB

Filipina Pertahankan Patroli Kapal di Laut China Selatan

Presiden Filipina bersikeras bahwa kedaulatan negara atas perairan tidak dapat dinego

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Peta klaim Laut China Selatan
Foto: Wikipedia
Peta klaim Laut China Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan tidak akan menarik kapal angkatan laut dan penjaga pantai yang berpatroli di Laut China Selatan yang disengketakan. Dia bersikeras bahwa kedaulatan negara atas perairan tidak dapat dinegosiasikan meski memiliki utang budi terhadap China.

"Saya akan beri tahu China, kami tidak ingin masalah, kami tidak ingin perang. Tapi jika Anda menyuruh kami pergi, tidak," kata Duterte dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Duterte menekankan ingin mempertahankan hubungan persahabatan dengan China. Dia menyinggung tentang utang terima kasih Manila atas bantuan Beijing atas vaksin virus corona.

"Ada hal-hal yang sebenarnya tidak bisa dikompromikan, seperti kita mundur. Sulit. Saya berharap mereka mengerti, tapi saya memiliki kepentingan negara saya juga untuk melindungi," ujar Presiden Filipina itu.

Ketegangan di laut regional telah meningkat karena China menolak menarik kapalnya dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina. Filipina pun meningkatkan patroli maritim.

Duterte berada di bawah tekanan domestik yang semakin besar untuk mengambil tindakan yang lebih keras tetapi enggan untuk menghadapi China atas masalah ini. Hal itu karena dia mencoba untuk membina hubungan yang lebih dekat dengan raksasa ekonomi itu.

Upaya nyata Duterte untuk melindungi masalah tersebut telah menarik kemarahan warga Filipina di media sosial. Banyak yang mengutuk presiden sebagai pengkhianat karena tidak mengambil sikap yang lebih tegas dalam sengketa Laut China Selatan.

Pernyataan Duterte muncul setelah Departemen Pertahanan Filipina mengatakan China tidak punya urusan untuk memberi tahu tentang hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan di perairan milik sendiri. Penjaga pantai Filipina pun sedang melakukan latihan di dekat Pulau Thitu dan Scarborough Shoal, serta pulau Batanes di bagian utara dan selatan dan timur negara itu. Scarborough yang merupakan salah satu tempat memancing terkaya di kawasan ini telah lama menjadi titik nyala antara Manila dan Beijing.

Menanggapi latihan tersebut, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Filipina harus menghentikan tindakan yang memperumit situasi dan meningkatkan perselisihan. Negara pesisir lainnya, termasuk Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Brunei, mengklaim sebagian dari Laut China Selatan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Manila telah meningkatkan patroli yang melibatkan penjaga pantai angkatan laut dan perikanan di Kepulauan Spratly, sebuah kepulauan yang diperebutkan oleh beberapa negara. Filipina baru-baru ini juga melakukan latihan militer bersama dengan Amerika Serikat. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهٗ بِالْاَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَاَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُۚ لَوْلَآ اَنْ مَّنَّ اللّٰهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۗوَيْكَاَنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْكٰفِرُوْنَ ࣖ
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

(QS. Al-Qasas ayat 82)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement