REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand pada Mei akan menerima 3,5 juta dosis lagi vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech, kata seorang pejabat tinggi kesehatan, Jumat (30/4), saat negara itu berupaya mengamankan pasokan di tengah wabah terbesar sejauh ini.
Satu juta dosis akan tiba pada 6 Mei dan dua juta lagi dijadwalkan sudah datang pada akhir Mei, kata Witoon Danwiboon, kepala Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO). Sebanyak 500.000 dosis tambahan akan disumbangkan oleh pemerintah China, katanya saat memberi pengarahan. Wabah virus corona terbaru di Thailand, yang mencakup varian B.1.1.7 yang sangat mudah menular, telah menyumbang sekitar setengah dari jumlah keseluruhan kasus dan kematian selama pandemi.
Selama April saja, tercatat ada 36.290 infeksi dan 109 kematian. Otoritas kesehatan melaporkan 1.583 kasus baru dan 15 kematian lagi pada Jumat (30/4) dan mengatakan pasien yang menggunakan ventilator sebanyak 250 orang.
Thailand belum memulai program vaksinasi massal. Namun, negara itu sudah memberikan 2,5 juta dosis vaksin Sinovac, yang sejauh ini telah diterimanya, terutama pada kalangan petugas kesehatan atau orang-orang yang dianggap berisiko terpapar. Pelaksanaan vaksinasi massal akan sangat bergantung pada 61 juta dosis vaksin AstraZeneca yang akan diproduksi secara lokal mulai Juni. Distributor obat, Zuellig Pharma, telah mengajukan permintaan izin penggunaan darurat dan untuk mengimpor vaksin Moderna ke Thailand, kata seorang sumber kementerian kesehatan kepada Reuters. Jika disetujui, Moderna akan menjadi vaksin keempat yang diizinkan untuk digunakan di Thailand.
Pemerintah Thailand juga telah memulai pembicaraan dengan perwakilan Sinopharm tentang vaksin buatan perusahaan itu, kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul. Thailand juga telah melakukan pendekatan terhadap Bharat Biotech dan Johnson & Johnson di India, Pfizer, serta perusahaan Rusia pembuat vaksin Sputnik V.