REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam lailatul qadar adalah momen yang ditunggu-tunggu umat Islam karena keutamannya yang dijelaskan dalam Alquran dan hadist Nabi Muhammad SAW. Umat Islam biasa berbondong-bondong beritikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadhan demi meraih keutamaan lailatul qadar yang dijelaskan lebih baik dari seribu bulan ini.
Namun pandemi Covid-19 yang belum berhenti, membuat masjid-masjid membatasi jumlah jamaah dan banyak Muslim yang terkendala melakukan itikaf di masjid. Sebuah kondisi yang membuat sulit melakukan tradisi itikaf pada 10 malam terakhir di bulan suci Ramadhan.
Bisakah umat Islam meraih lailatul qadar di tengah kondisi ini?
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sholahuddin Al-Aiyub menjelaskan lailatul qadar masih bisa didapatkan meski dengan berbagai keterbatasan karena pandemi Covid-19. Terkendalanya tradisi itikaf yang biasa dilakukan pada 10 malam terakhir dikatakan tidak menutup pintu mendapatkan lailatul qadar bagi seseorang.