REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pria lanjut usia terbaring di ICU rumah sakit. Dia terengah-engah dan di kelilingi oleh perawat dengan perlengkapan pelindung penuh. Dia menggunakan oksigen dan diisolasi dari keluarganya.
Di Kalifornia Selatan, 1 dari 4 orang menderita Covid-19. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki gejala, tetapi banyak yang meninggal setelah terinfeksi Covid-19. Perawat sangat sibuk dan kelelahan karena begitu banyaknya pasien.
Mereka harus bisa menenangkan pasien dengan tetap memasang ventilator. Namun saat nyawa pasien tidak tertolong, mereka harus kembali memberitahukan keluarga pasien untuk mengucapkan selamat tinggal.
Tidak ada cara mengetahui siapa yang akan bertahan atau menyerah. Tidak ada cara mengucapkan selamat tinggal, bahkan tidak ada cukup ruang di kamar mayat untuk menampung jenazah. Serta tidak ada pemakaman yang layak.
Lalu bagaimana bagi seorang Muslim menghadapi situasi ini?