Menaker: Human Resource Jadi Tonggak Pembangunan SDM
Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ratna Puspita
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Ida Fauziyah. | Foto: Dok. Web
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menilai salah satu faktor untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia perlu peran aktif dari sisi Human Resource (HR). Ia menilai di tengah era disrupsi seperti saat ini, pembangunan kualitas sumber daya manusia menjadi kunci.
Ia menjelaskan terkait kemampuan berpikir kritis dan analitis, kecakapan dalam membuat desain dan berinovasi hingga kemampuan memecahkan masalah sekaligus juga pengelolaan stres, menjadi sangat dibutuhkan di masa depan, menggantikan tuntutan terhadap skill yang masih sangat manual dan mengandalkan personal handling.
“Dengan segala perubahan itu, maka pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah kuncinya. Dan dalam konteks korporasi, peran itu jelas berada di bagian Human Resources (HR). (Peran HR) berada di ujung tombak dalam pengembangan kompetensi dan karier karyawan," ujar Ida dalam siaran persnya, Jumat (30/4).
Ia menilai bahwa adanya pandemi tanpa disadari juga mendorong dunia ketenagakerjaan untuk bertransformasi sedemikian rupa yang intinya mempercepat perubahan menuju revolusi industri 4.0. Gelombang baru revolusi ini ditandai dengan makin gencarnya penggunaan teknologi digital yang mengarah pada otomasi dan pertukaran digital secara cepat dan bahkan realtime di segala aspek.
"Perubahan Ini menjadikan pekerjaan hari ini menjadi sangat fleksibel, baik dari segi waktu maupun tempat. Kerja tidak lagi harus dikerjakan di kantor dan di jam-jam kerja yang telah ditentukan. Kerja kini bisa di mana saja dan kapan saja,” ujar Ida.
Ia juga menilai gelombang perubahan yang terjadi juga memantik disrupsi dalam dunia industri dan juga menciptakan tatanan baru dalam dunia kerja. Perekonomian dunia secara bertahap bergerak dari old economy ke arah new economy.
“World Economic Forum (WEF) dalam laporan terbarunya memperkirakan bahwa akan ada sedikitnya 95 juta jenis pekerjaan baru yang akan tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan lama yang bakal semakin berkurang dan hilang. Di Indonesia, McKinsey juga meyakini ada setidaknya 23 juta pekerjaan yang terdampak oleh gelombang otomasi, namun juga akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang akan muncul,” tutur Ida.