REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh mengimbau warga negara Indonesia (WNI) waspada dengan tawaran menggiurkan untuk bekerja di Kamboja. Imbauan tegas ini dikeluarkan menyusul maraknya penipuan berkedok lowongan pekerjaan di Kamboja.
Pendemi Covid-19 yang masih berlangsung selama lebih dari satu tahun telah menciptakan banyak pengangguran baru. Kondisi ini pun dimanfaatkan oleh banyak perusahaan bodong atau ilegal di luar negeri, salah satunya di Kamboja dengan melakukan penipuan berkedok lowongan kerja kepada pekerja migran Indonesia.
Modus yang kerap dilakukan perusahaan bodong yaitu dengan mengiklankan lowongan pekerjaan melalui media sosial beserta keterangan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang investasi, niaga-el (e-commerce), informasi teknologi (IT), dan lain sebagainya. Adapun janji yang ditawarkan berupa fasilitasi tiket dan akomodasi gratis, kenaikan gaji secara berkala, serta fasilitas lainnya selama di Kamboja.
Acap kali ketika sudah sampai di Kamboja, isi kontrak dan kondisi lingkungan kerja berbeda dengan yang telah ditawarkan. "Terkait berbagai modus tersebut, KBRI Phnom Penh mengimbau kepada para calon tenaga migran dan WNI yang ingin bekerja di Kamboja untuk terlebih dahulu melakukan pengecekan dan keabsahan berbagai perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tersebut ke BP2MI-Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kedutaan Besar Kerajaan Kamboja di Indonesia, serta KBRI Phnom Penh," tulis pernyataan KBRI Phnom Penh kepada Republika.co.id, Sabtu (1/5).
KBRI meneksnkan bahwa para WNI terutama juga harus mengecek terkait lokasi dan informasi lowongan pekerjaan yang ditawarkan. Selain itu, KBRI juga mengimbau untuk membaca dan memahami kontrak kerja secara teliti sebelum menerima pekerjaan dan berangkat ke Kamboja.
Bagi para pekerja migran atau WNI yang telah sampai di Kamboja agar dapat melakukan lapor diri melalui portal https://peduliwni.kemlu.go.id/. Dengan melakukan lapor diri akan membuat pelayanan dan pelindungan kepada WNI yang berada di luar negeri menjadi lebih optimal.