REPUBLIKA.CO.ID, CROTONE -- Pertemuan antara bumi dan langit terjadi pada pekan ke-34 Serie A Liga Italia. Crotone berhadapan dengan Inter Milan.
Nama pertama menjadi tuan rumah. Tepatnya di Stadion Ezio Scida, Sabtu (1/5) malam WIB.
Crotone yang berada di posisi juru kunci, meladeni ketangguhan sang pemuncak klasemen sementara. Jelas, tim tamu diunggulkan berjaya.
Namun buru-buru pelatih Inter, Antonio Conte, mendinginkan suasana. Ia memahami, kemenangan membuat kubunya semakin dekat dengan scudetto.
Nerazzurri bahkan bisa menjadi jawara, sebelum giornata lanjutan. Dengan catatan, Atalanta gagal meraih poin penuh saat bertandang ke markas Sassuolo.
Namun Conte enggan berandai-andai. Ia bisa berbicara banyak setelah secara matematis, Inter tak bisa lagi didekati.
"Kami harus menghormati Crotone, apa yang mereka lakukan. Mereka akan termotivasi, dan ingin membuktikan, mereka pantas bertahan di Serie A," kata allenatore 51 tahun itu dalam konferensi pers dikutip dari Football Italia.
Conte hanya berharap para jugador La Beneamata tampil dengan tenang. Sebab kendali ada di tangan sendiri.
Hingga pekan ke-33, Inter kokoh di singgasana. Dengan mengantongi 79 poin, Romelu Lukaku dan rekan-rekan unggul 11 poin atas Atalanta di kursi runner-up.
Kompetisi menyisakan lima pertandingan lagi. Conte menegaskan pasukannya akan membuat sejarah.
Conte memahami sudah banyak energi terkuras. Semua tim mengalami kelelahan.
Namun Conte meminta para pemainnya melawan rasa itu. "Kami akan mencapai sesuatu yang bersejarah, saya tidak berpikir kami harus lelah. Jika ada, dia lebih baik memberitahu saya, dan pergi ke bangku cadangan," jelas Conte, berapi-api.
Sang arsitek tim memiliki profil mentereng dalam kariernya di liga domestik. Sebelum di Inter, Conte pernah meraih scudetto di Juventus dan membawa Chelsea meraih trofi Liga Primer Inggris.