Sabtu 01 May 2021 16:34 WIB

Hari Buruh, Khofifah Ajak Percepat Pulihkan Ekonomi

May Day menjadi momentum mempererat kolaborasi antara buruh dan pengusaha.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Puluhan ribu buruh dan mahasiswa yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur memperingati Hari Buruh Se-dunia.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Puluhan ribu buruh dan mahasiswa yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur memperingati Hari Buruh Se-dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak buruh dan pengusaha saling berkolaborasi dalam upaya mengatasi berbagai persoalan ketenagakerjaan. Kolaborasi kemitraan di antara keduanya juga dirasanya dapat semakin mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

Maka dari itu, kata dia, peringatan Hari Buruh tahun ini harus menjadi momentum mempererat kolaborasi antara buruh dan pengusaha. "Di masa sekarang ini kolaborasi adalah strategi yang paling tepat dan bijak. Antara pengusaha dan buruh harus saling mengerti dan saling sinergi," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu (1/5). 

Khofifah mengatakan, pemulihan ekonomi nasional akan jauh lebih cepat jika hubungan industrial antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja atau buruh berjalan harmonis. Caranya, lanjut Khofifah, dengan selalu membuka ruang-ruang dialog sosial. 

"Semua pihak harus saling  mau mendengar masukan.  Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, sebagian besar bisnis atau usaha ikut merasakan dampak yang luar biasa. Tidak sedikit yang harus bangkrut dan akhirnya mem-PHK karyawannya," ujarnya. 

Khofifah menyebut, pengusaha maupun buruh adalah dua elemen yang sama pentingnya. Karyawan patut mendapat kesejahteraan dan apresiasi yang layak. Di sisi lain, pengusaha membutuhkan jaminan keberlangsungan usaha. Apalagi, pandemi mengakibatkan banyak dunia usaha lesu. Pengusaha juga harus memeras otak untuk memenuhi tuntutan kelompok pekerja, menaikkan upah minimum.

"Inilah pentingnya ruang dialog sosial. Karena Pemerintah sendiri tidak bisa mengambil keputusan sepihak dan menguntungkan hanya salah satu pihak," kata dia. 

Khofifah mengatakan, jika pemerintah mengutamakan kepentingan pekerja, maka bisa mengakibatkan capital flight. Jika kenaikan upah terlalu tinggi,  bisa berdampak pada kinerja perusahaan bahkan bisa berakibat berhenti produksi. Bukan  tidak mungkin, perusahaan akhirnya bedol usaha mencari wilayah yang upah karyawannya terjangkau. 

Bagi pengusaha, lanjut Khofifah, bedol usaha  bisa menjadi pilihan yang paling memungkinkan. Apalagi, sistem distribusi barang di Indonesia kian membaik karena ada jalur tol. Hitungan perpindahan produksi dari satu daerah ke daerah lain bisa lebih murah.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement