REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Terminal Baranangsiang, Kota Bogor melakukan test GeNose terhadap penumpang yang akan berangkat ke luar Kota Bogor, mulai Sabtu (1/5). Pelaksanaan test GeNose ini dilakukan secara acak terhadap sekitar 500 penumpang setiap harinya.
Kepala Terminal Kelas IA Baranangsiang, Moses Lieba Ary mengatakan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan bantuan sebanyak kurang lebih 500 unit alat GeNose. Selain kepada penumpang, sopir dan kondektur yang akan melakukan perjalanan juga dilakukan tes.
“Tes GeNose hari ini dilakukan secara acak atau random. Kita mendapat bantuan dari BPTJ Kemenhub sejumlah kurang lebih 500-an alat. Kita akan melakukan random untuk tiap penumpang, sopir, dan kondektur,” kata Moses ketika ditemui Republika.co.id di Terminal Baranangsiang, Sabtu (1/5).
Hanya saja, sambung Moses, pelaksanaan test GeNose hanya bisa dilakukan terhadap orang yang berpuasa. Sedangkan, penumpang yang akan melakukan perjalanan sebagian besar sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Meski demikian, Moses menuturkan, pihaknya akan terus melakukan test ini terhadap penumpang yang memenuhi syarat. Apalagi, Terminal Baranangsiang belum menerima informasi dan petunjuk hingga kapan test GeNose ini akan dilaksanakan.
“Di situ harus ada pembatasan yaitu yang bisa dilakukan tes GeNose hanya yang tidak berpuasa, sedsngkan sebagian besar penumpang puasa. Namun kita tetsp coba random sampai ada petunjuk lanjutan kapan berhentinya tes GeNose ini,” jelasnya.
Pelaksanaan tes GeNose ini akan dilakukan setiap hari hingga ada petunjuk lanjutan dari BPTJ kepada pihak terminal. Lebih lanjut, Moses mengatakan, target dari pelaksanaan tes GeNose yakni 50 penumpang setiap hari.
Salah satu penumpang yang melaksanakan tes GeNose di Terminal Baranangsiabg hari ini adalah Edi (40 tahun). Edi yang merupakan pekerja proyek berencana pulang ke Pemalang pada malam ini.
Edi mengaku senang dengan adanya tes GeNose ini, sebab dia jarang bepergian dengan angkutan umum. Sehingga dirinya merasa khawatir terpapar Covid-19 dari angkutan umum, apalagi hingga ke luar Kota Bogor.
“Alhamdulillah senang, pertama pernah dites di Semarang. Dua-duanya sama yang di sini hasilnya negatif,” ujarnya.