REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, Toshiaki Endo, menegaskan keyakinannya bahwa tindakan penanggulangan virus corona akan memungkinkan pesta olahraga tersebut diadakan. Pihak penyelenggara pun tidak mempertimbangkan opsi pembatalan.
"Jika (Covid-19) tersebar luas di masyarakat, bukan tidak mungkin kami dapat memutuskan bahwa itu tidak dapat digelar, tetapi kami berpikir bahwa kami pasti dapat menggelarnya mengingat situasi dan tindakan pencegahan yang dilakukan Jepang," kata Endo seperti dilaporkan Kyodo, Sabtu (1/5).
Ahli penyakit menular yang bertanggung jawab pada komite pemerintah untuk penanggulangan virus corona, Shigeru Omi, mengatakan, sudah waktunya untuk melakukan diskusi yang tepat tentang apakah akan mengadakan pertandingan atau tidak.
Endo menilai pernyataan Omi masuk akal dari sudut pandang pendapat ahli. Tetapi ia mengatakan panel ahli dari panitia penyelenggara sedang menjajaki rencana konkret untuk dapat menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo dengan aman.
Ditanya tentang kemungkinan pembatalan Olimpiade Tokyo, Endo berkata, "Kami tidak mempertimbangkan itu."
Penyelenggara, pemerintah pusat, Pemerintah Metropolitan Tokyo, serta Komite Olimpiade Internasional dan Komite Paralimpiade Internasional, Kamis (29/4), setuju untuk menetapkan batas jumlah penonton pada bulan Juni.
"Lebih mudah untuk mempersiapkan tanpa penonton, tetapi kami akan memutuskan berdasarkan (jumlah penonton yang diizinkan pada) bisbol profesional dan J-League (sepak bola)," kata Endo menjelaskan. "(Keputusan) dapat dibuat pada Mei jika situasi memungkinkan."
Endo mengungkapkan bahwa Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meneleponnya dan meminta agar Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo berjalan sukses.